ITOP Forum 2025 Dibuka di Bali, Soroti Pariwisata Berkelanjutan

Forum internasional tahunan yang dihadiri oleh delegasi dari berbagai wilayah anggota ITOP, seperti Jeju (Korea Selatan), Hainan, Okinawa, Zanzibar, Phuket, dan Provinsi Selatan Sri Lanka ini mengangkat tema “Pariwisata Kebugaran Berbasis Sumber Daya Alam dan Budaya”.

Dalam sambutan Gubernur Bali yang dibacakan oleh Sekda Dewa Made Indra, ditegaskan bahwa tema ini selaras dengan arah kebijakan pariwisata Bali ke depan—yakni membangun pariwisata yang berbasis pelestarian lingkungan, pelindungan budaya, dan kesejahteraan masyarakat lokal.

“Forum ITOP merupakan wadah strategis untuk berbagi pengetahuan dan solusi inovatif antarwilayah kepulauan dalam menghadapi tantangan pariwisata global,” ujar Dewa Made Indra.

Ditegaskan pula bahwa Bali telah lama dikenal sebagai destinasi budaya yang tumbuh sejak tahun 1920-an, menjadi tempat berkarya seniman dunia seperti Walter Spies dan Miguel Covarrubias. Hal ini menunjukkan akar kuat Bali sebagai pusat pariwisata berbasis warisan budaya.

Sebagai bentuk pertukaran budaya, Pemerintah Jeju menampilkan pertunjukan seni dalam pembukaan forum. Delegasi dari Jeju juga menyampaikan rencana pengembangan green tourism sebagai bagian dari strategi menghadapi perubahan iklim hingga tahun 2035.

“Di Jeju, kami fokus pada keberlanjutan, mengandalkan alam dan tradisi, seperti penyelam wanita legendaris yang menjadi ikon budaya kami,” ujar Wakil Gubernur Jeju, Myong Kee Jin.

Agenda ITOP Forum 2025 mencakup working group meeting, seminar internasional, kunjungan budaya ke Ubud, serta peninjauan ke Taman Hutan Raya Ngurah Rai. Puncak acara ditandai dengan penandatanganan Deklarasi Bersama dan serah terima bendera ITOP Forum dari Bali ke Jeju, yang akan menjadi tuan rumah forum pada 2026 mendatang.

(sukadana/suteja)

Baca juga :
  • Tanpa Kuota, Peternak Lokal Bisa Mati Pelan-Pelan
  • Wamenpar Bantah Bali Alami Overtourism, Ini Alasannya
  • Era Baru ASN: SK dan NIP Kini Serba Digital