KARANGASEM, PODIUMNEWS.com – Duta Pengelolaan Sampah Berbasis Sumber (PSBS) Provinsi Bali, Ny. Putri Suastini Koster, menegaskan bahwa pola lama pengelolaan sampah dengan cara mengumpulkan, mengangkut, dan membuang ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA) terbukti gagal mengatasi persoalan sampah di Bali. Hal tersebut disampaikannya saat menggelar sosialisasi PSBS di Kecamatan Abang dan Kecamatan Bebandem, Kabupaten Karangasem, Jumat (29/8/2025). Ia menekankan, sistem lama yang mengandalkan open dumping seperti di TPA Suwung hanya menimbulkan masalah baru dan berdampak buruk bagi masyarakat. “Cara lama itu hanya akan menghasilkan uap dan cairan beracun yang dikenal dengan dioksin. Ini tentu sangat berbahaya bagi kesehatan masyarakat,” tegas Putri Koster. Sebagai gantinya, ia menggaungkan penerapan PSBS dengan pemilahan sejak awal di sumber. Sampah dipilah menjadi organik, anorganik, dan residu. Untuk organik diselesaikan di rumah tangga, sementara anorganik dan residu akan dikelola melalui TPS3R dan TPST di masing-masing desa adat. Menurutnya, keberhasilan PSBS tidak hanya bergantung pada pemerintah, tetapi juga peran aktif masyarakat. Desa adat, kepala desa, bendesa, dan lurah disebut sebagai ujung tombak dalam memastikan program berjalan efektif. Anggota Tim Kerja PSBS Provinsi Bali, Prof. Dr. Ni Luh Kartini, turut menegaskan bahwa perubahan pola pikir masyarakat merupakan kunci keberhasilan pengelolaan sampah. “Kalau sudah tercampur, sampah sangat sulit dipilah. Jadi harus dari awal, dari rumah tangga,” katanya. Dengan penerapan PSBS, pemerintah berharap persoalan sampah Bali dapat ditangani secara berkelanjutan tanpa menambah beban lingkungan dan kesehatan masyarakat. (sukadana)
Baca juga :
• Putri Koster Ajak Umat Katolik Pilah Sampah dari Rumah
• Pantai Mekayu di Tabanan Sajikan Sabana Hijau
• Sistem Siber Pemerintah Rentan karena Minim Perawatan