Search

Home / Aktual / News

BMKG Prediksi Musim Hujan Datang Lebih Cepat, Bali Masuk Oktober

Nyoman Sukadana   |    13 September 2025    |   15:58:00 WITA

BMKG Prediksi Musim Hujan Datang Lebih Cepat, Bali Masuk Oktober
Ilustrasi: Hujan deras mengguyur kota, jalanan tergenang air, kendaraan melintas pelan, dan warga berpayung melawan derasnya cuaca. (podiumnews)

JAKARTA, PODIUMNEWS.com - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memprediksi musim hujan 2025/2026 di Indonesia akan datang lebih cepat dari kondisi normal. Sebagian wilayah sudah mulai memasuki musim hujan sejak Agustus, dan secara bertahap akan meluas pada September hingga November 2025.

Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati, menyampaikan hal itu dalam Konferensi Pers Prediksi Musim Hujan 2025/2026 di Jakarta, Jumat (12/9/2025). “Dibandingkan dengan rerata klimatologis 1991–2020, awal musim hujan tahun ini cenderung maju di sebagian besar wilayah Indonesia,” ujarnya.

Dari 699 Zona Musim (ZOM) di Indonesia, sebanyak 294 ZOM atau 42,1 persen diprediksi mengalami awal musim hujan lebih cepat, 50 ZOM sama dengan normalnya, dan 56 ZOM lebih lambat. Secara umum, sifat hujan musim ini berada pada kategori normal, namun 193 ZOM atau 27,6 persen berpotensi mengalami curah hujan di atas normal, yang dapat meningkatkan risiko banjir, longsor, genangan, dan angin kencang.

Kondisi tersebut juga berlaku untuk Bali. BMKG memprediksi sebagian besar wilayah Bali akan memasuki musim hujan mulai Oktober 2025, lebih cepat dari biasanya. Puncak hujan di Bali diperkirakan terjadi pada Januari–Februari 2026. Potensi manfaatnya adalah ketersediaan air untuk pertanian, namun risiko banjir di kawasan perkotaan seperti Denpasar, Badung, dan Gianyar serta longsor di Tabanan, Bangli, dan Karangasem perlu diwaspadai.

Deputi Bidang Klimatologi BMKG, Ardhasena Sopaheluwakan, menjelaskan fenomena global turut memengaruhi cepatnya musim hujan tahun ini. Indian Ocean Dipole (IOD) negatif, suhu laut lebih hangat dari normal, serta kondisi El Niño–Southern Oscillation (ENSO) yang netral hingga akhir 2025 mendukung terbentuknya awan hujan lebih intensif di wilayah Indonesia, termasuk Bali.

Selain sektor pertanian, masyarakat Bali juga diminta waspada terhadap ancaman kesehatan. Meningkatnya kelembaban udara pada puncak musim hujan diperkirakan memperbesar risiko penyakit tropis seperti Demam Berdarah Dengue (DBD), khususnya pada Desember 2025 hingga Januari 2026.

“Informasi iklim dari BMKG hendaknya dimanfaatkan secara optimal oleh pemerintah daerah, pelaku pertanian, dan masyarakat luas untuk menyusun langkah antisipasi sejak dini,” pungkas Dwikorita.

(riki/sukadana)

Baca juga :
  • Putri Koster Ingatkan Sampah Bisa Perparah Banjir di Bali
  • Korban Terseret Arus di Pantai Kelan Ditemukan Tewas
  • Banjir di Badung Terdampak 463 KK, Pemkab Salurkan Bantuan