JAKARTA, PODIUMNEWS.com - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengingatkan masyarakat dan pemerintah untuk mewaspadai ancaman bencana hidrometeorologi pada musim hujan 2025/2026. Musim hujan diprediksi datang lebih awal dari kondisi normal dan berlangsung dari Agustus 2025 hingga April 2026. Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati, mengatakan potensi bahaya perlu diantisipasi sejak dini. “Ancaman banjir, banjir bandang, genangan air, tanah longsor, dan angin kencang tetap harus diwaspadai, terutama di wilayah dengan prediksi curah hujan di atas normal,” ujarnya dalam Konferensi Pers Prediksi Musim Hujan di Jakarta, Jumat (12/9/2025). BMKG mencatat, dibandingkan rerata klimatologis 1991–2020, sebanyak 294 Zona Musim (ZOM) atau 42,1 persen wilayah Indonesia akan mengalami musim hujan lebih cepat, 50 ZOM sama dengan normal, dan 56 ZOM lebih lambat. Dari total 699 ZOM, sebanyak 193 ZOM atau 27,6 persen diprediksi mengalami curah hujan di atas normal, termasuk sebagian Jawa, Sulawesi, Maluku, dan Papua. Deputi Bidang Klimatologi BMKG, Ardhasena Sopaheluwakan, menambahkan faktor global dan regional turut memengaruhi kondisi ini. Indian Ocean Dipole (IOD) yang negatif serta suhu muka laut di perairan Indonesia yang lebih hangat memicu terbentuknya awan hujan lebih intensif, sementara El Niño–Southern Oscillation (ENSO) berada dalam kondisi netral. Dengan prediksi ini, BMKG mengimbau kementerian, pemerintah daerah, dan masyarakat meningkatkan kesiapsiagaan lintas sektor. Di bidang pertanian, penyesuaian kalender tanam dan perbaikan irigasi menjadi langkah penting. Pada sektor energi, pengelola waduk diminta mengoptimalkan pengisian sejak awal musim. Di bidang kebencanaan, pembersihan drainase, edukasi masyarakat, dan kesiapan evakuasi harus diperkuat. Selain itu, sektor kesehatan juga perlu waspada. Meningkatnya kelembaban udara diperkirakan memperbesar risiko penyakit tropis seperti Demam Berdarah Dengue (DBD), terutama pada Desember 2025 hingga Januari 2026. “Informasi iklim dari BMKG hendaknya digunakan sebagai dasar perencanaan agar dampak ancaman hidrometeorologi dapat ditekan,” pungkas Dwikorita. (riki/sukadana)
Baca juga :
• Putri Koster Ingatkan Sampah Bisa Perparah Banjir di Bali
• Korban Terseret Arus di Pantai Kelan Ditemukan Tewas
• Banjir di Badung Terdampak 463 KK, Pemkab Salurkan Bantuan