Search

Home / Aktual / Kesehatan

Pasien JKN Kerap Dipulangkan Dini, RS Disorot

Nyoman Sukadana   |    25 September 2025    |   16:08:00 WITA

Pasien JKN Kerap Dipulangkan Dini, RS Disorot
Ilustrasi ranjang rumah sakit kosong dengan botol infus tergantung, menggambarkan pasien JKN dipulangkan dini sebelum pulih sepenuhnya. (podiumnews)

JAKARTA, PODIUMNEWS.com - Praktik rumah sakit yang mempercepat pemulangan pasien Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) meski masih dalam kondisi sakit menuai sorotan tajam. Anggota Komisi IX DPR RI Irma Suryani menyebut tindakan tersebut telah menimbulkan korban jiwa dan harus segera dihentikan.

“Banyak kasus pasien baru dirawat tiga hari lalu dipaksa pulang, padahal masih sakit. Bahkan ada pasien yang kemudian meninggal karena penanganan tidak tuntas. Ini jelas merugikan masyarakat,” kata Irma dalam Rapat Panja JKN bertema Pengawasan terhadap Sistem Pengaduan Masyarakat dan Respons Pelayanan JKN di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (24/9/2025).

Ia mencontohkan kasus di Medan, seorang pasien yang masih menggunakan infus dipaksa pulang oleh pihak rumah sakit. Setelah dirinya melakukan intervensi, pasien bisa tetap dirawat, namun akhirnya meninggal dunia beberapa hari kemudian.

Irma menilai, rumah sakit tidak boleh hanya memikirkan risiko dan keuntungan. “Sumpah dokter itu menempatkan nilai kemanusiaan di atas segalanya,” ujarnya menekankan.

Selain rawat inap, ia juga menyoroti diagnosa awal yang kerap tidak akurat. Menurutnya, ada banyak pasien meninggal akibat salah diagnosa, seperti kasus sesak napas yang ternyata serangan jantung tetapi pasien justru dipulangkan.

Rapat Panja tersebut turut dihadiri BPJS Kesehatan, Dewan Pengawas BPJS Kesehatan, Ombudsman RI, BPKN, YLKI, serta Persatuan Rumah Sakit Seluruh Indonesia (PERSI). Dalam forum itu, Irma mendesak PERSI menindak rumah sakit yang terbukti memberi pelayanan buruk.

Ia juga meminta BPJS Kesehatan memperketat kontrak kerja sama hanya dengan rumah sakit yang memenuhi standar. “BPJS adalah program kesehatan yang luar biasa bagi rakyat. Jangan sampai dikorbankan karena pelayanan rumah sakit yang tidak profesional,” tegasnya.

(riki/sukadana)

Baca juga :
  • Hasil Skrining: 1 Persen Penduduk Alami Depresi
  • Industri Dinilai Tutupi Gula Tinggi, Pakar Minta Cukai MBDK
  • 35 Persen Peserta Skrining BPJS Terindikasi Gangguan Mental