Langkah Kecil Diva Wijaya Menuju Panggung Besar
PAGI itu, di bawah langit Gianyar yang mulai cerah, lapangan Bali United Training Center tampak ramai oleh derap langkah para pemain. Di antara wajah-wajah yang sudah akrab dengan ritme latihan profesional, ada satu sosok muda yang tampak menahan gugup sekaligus antusias. I Wayan Diva Wijaya Kusuma, pemain Bali United U20, akhirnya mendapat kesempatan berharga: ikut berlatih dan bertanding bersama para seniornya.
Diva tampil pada babak kedua saat Bali United melakoni latih tanding melawan Perseden Denpasar, Rabu (12/11/2025). Meski hanya beberapa puluh menit, pengalaman itu menjadi titik penting dalam perjalanannya sebagai pesepakbola muda yang sedang meniti mimpi. “Saya senang dan bangga karena sejak kecil bermimpi bisa latihan dan bertanding bersama tim senior Bali United. Perbedaan tentu ada, terutama pada intensitas permainan di lapangan,” ujar Diva dengan senyum lebar.
Pertandingan uji coba itu bukan sekadar agenda latihan rutin. Bagi para pemain muda seperti Diva, momen ini menjadi jembatan nyata antara dunia pembinaan dan panggung profesional. Laga tersebut juga menjadi bagian dari persiapan Bali United menghadapi lanjutan kompetisi Super League, sekaligus ajang evaluasi bagi tim Perseden Denpasar yang juga tengah berkompetisi di kasta berbeda.
Sebagai bagian dari skuad Bali United U20 yang berlaga di Elite Pro Academy (EPA) Super League 2025/26, Diva tidak asing dengan tekanan dan disiplin. Namun, berlatih bersama tim utama memberi pengalaman yang sama sekali berbeda. “Yang paling terasa adalah tempo permainan dan komunikasi antarpemain. Di tim senior semuanya cepat, tidak ada waktu untuk ragu,” ujarnya.
Bagi pelatih dan jajaran akademi, memberi ruang bagi pemain muda untuk merasakan atmosfer tim utama adalah bagian dari proses pembentukan karakter. Talenta seperti Diva dan rekannya Dewa Gede Aris Sanjaya menjadi bukti bahwa pembinaan berjenjang di Bali United berjalan dalam arah yang konsisten. Mereka bukan hanya dipersiapkan untuk menggantikan, tetapi juga untuk menjaga napas panjang klub di masa depan.
Diva mengaku banyak belajar dari para senior, terutama tentang kedewasaan dalam bersikap di lapangan. “Saya mencoba membawa apa yang saya dapatkan di tim Youth ke tim senior, dan sebaliknya. Dari teknik bermain, skill, hingga kekuatan fisik, semuanya saya kembangkan agar lebih matang,” tuturnya.
Sebelum bergabung dengan Bali United Youth, Diva dikenal sebagai pemain serbabisa di lapangan futsal. Ia bahkan pernah dinobatkan sebagai pemain terbaik dalam kompetisi futsal antar SMA se-Bali. Kini, dengan kerja keras dan disiplin, ia membuktikan diri bisa menembus tahap pembinaan yang lebih tinggi.
Meski baru 19 tahun, cara bicaranya menunjukkan ketenangan yang lahir dari keyakinan. “Harapan saya tentu bisa promosi ke tim senior Bali United dan bermain di Super League. Jika konsisten, saya ingin juga bisa membela Timnas Indonesia di masa depan,” katanya pelan.
Di pinggir lapangan, peluit penutup latihan terdengar. Para pemain berjalan menuju sisi lapangan untuk pendinginan. Diva ikut berbaur, bercengkerama singkat dengan para senior yang ia kagumi sejak kecil. Hari itu mungkin hanya satu sesi latihan, tetapi bagi Diva, momen itu adalah titik mula dari perjalanan panjang menuju panggung yang lebih besar.
(adi/sukadana)