Podiumnews.com / Kolom / Editorial

Jangan Salahkan Turis Asing

Oleh Editor • 09 Maret 2023 • 17:41:00 WITA

Jangan Salahkan Turis Asing
Petugas Ditlantas Polda Bali menyetop turis asing berkendara tanpa mengenakan helm saat operasi razia di kawasan wisata Kuta. (foto/dok/podiumnews)

SELAMA dua pekan ini, jagat dunia maya di Bali dihebohkan oleh berbagai aksi pelanggaran lalu-lintas (lalin) dilakukan turis asing yang melancong ke Pulau Dewata. Sebagian besar warganet pun terlihat mengecam aksi mereka itu.

Karena hal itu juga, pihak kepolisian akhirnya mengambil tindakan tegas dengan melakukan razia lalin di sejumalah kawasan wisata. Alhasil, dari operasi razia lalin tilang manual digelar Polda Bali sejak 22 Februari – 7 Maret 2023, tercatat dari total 367 pelanggar terdapat 147 turis asing. Sebagian besar pelanggaran itu adalah tidak mengenakan helm, plat nomor polisi (nopol) palsu dan tanpa melengkapi surat kendaraan.

Upaya yang dilakukan Polda Bali dengan penegakan hukum dan pendekatan preventif secara simpati untuk menekan pelanggaran lalin oleh turis asing patut diapresiasi. Sebab, di sini citra penegakan hukum negara kita akan terpancar ke dunia internasional. Jika lembek akan dinilai tiadanya penegakan hukum yang tegas. Bila sembrono, maka citra penegakan hukum negara kita dinilai amburadul.

Selanjutnya upaya preventif secara simpati yang dilakukan petugas Polantas akan dapat memberi kesan positif terhadap aparat penegak hukum kita yang tegas dan humanis. Terlebih Bali sebagai daerah tujuan pariwisata dunia.

Hanya saja, sepertinya warganet yang mengecam itu lupa atau pura-pura lupa? Jika kita telah ke luar dari  rumah dan berada di jalan raya, maka dengan mudahnya kita disuguhkan betapa tidak tertib dan aburadulnya displin warga sendiri dalam berlalu-lintas. Mungkin termasuk diri kita sendiri?

Padahal di sisi lain, para turis asing pelaku pelanggar lalin itu berasal dari negara yang dikenal tertib akan lalu-lintasnya. Mereka juga memilik tingkat kesadaran dan kebiasaan displin tinggi berlalu-lintas saat berada di negara asalnya. Namun mengapa di sini mereka justru suka melakukan pelanggaran? Jangan-jangan perilaku mereka begitu karena meniru apa mereka lihat yang dilakukan warga kita sendiri, sehingga mereka pun merasa tak masalah jika melanggar aturan berlalu-lintas.

Anehnya juga, jika warga kita melancong mengunjungi negara maju dengan displin berlalu-lintas yang tinggi, seperti di negara tetangga Singapura, maka warga kita mendadak akan menjadi orang yang sangat berdisplin seperti halnya warga di sana. Sehingga terlihat, pengaruh lingkungan dari orang-orang sekitar akan dapat mempengaruhi kesadaran berperlaku seseorang termasuk kedisplinan berlalu-lintas.

Jadi, berhentilah menyalahkan dan hanya mengecam turis asing saja. Sudah saatnya kita mulai berbuat dengan mengawali kesadaran berdisplin berlalu-lintas dari diri sendiri terlebih dahulu. (*)