USAHA angkringan mulai menjamur di Buleleng, salah satunya angkringan Mula Keto yang ada di Kota Singaraja. Angkringan Mula Keto merupakan usaha kecil ini digagas Hary Sujayantha, Putu Feri Kurniawan dan Kardian Narayana. Tiga sekawan ini sepakat membuka usaha dengan bahan utama rempah-rempah. Usaha yang didirikan paska pandemi Covid-19 menjadi usaha tambahan bagi ketiga pemuda Buleleng itu. Usaha ini beroperasi mulai 16 April 2022. Hary dan Feri yang bekerja sebagai tenaga kontrak dan Kardian Narayana sebagai karyawan swasta merasa mantap menambah penghasilan lewat usaha kecil mereka. Rempah-rempah yang menjadi bahan pokok dari produk angkringan Mula Keto ini didapat dari budidaya. Tidak hanya di kebun sendiri, angkringan ini juga mengajak beberapa ibu rumah tangga menjadi bagiannya. Bahan yang ditanam di kebun sendiri berupa kunyit, jahe, sereh, temulawak, kayu secang hingga rosela. Sementara, bahan pokok yang dibudidayakan bersama ibu rumah tangga yakni bunga teleng. Bahan yang satu ini merupakan salah satu bahan utama yang digunakan, sehingga membutuhkan lebih banyak bunga. “Beberapa bahan pokok kami kerjasamakan dengan ibu-ibu. Mereka bisa tanam di pekarangan rumahnya. Yang sudah berhasil itu bunga telang. Saat panen bunganya kami beli. Kalau panennya berlebih bisa dijual ke tempat lain. Lumayan buat tambahan. Apalagi setelah pandemi ini,” terang salah satu pemilik usaha, Hary Sujayantha, Rabu (30/8/2023) di Buleleng. Konsep angkringan Mula Keto yang unik menjadikannya berbeda dengan angkringan yang lainnya. Bisa dikatakan, angkringan dengan mengusung konsep produk rempah-rempah hanya angkringan Mula Keto. “Kami ingin mempopulerkan kembali warisan leluhur. Dulu minuman-minuman rempah biasa dibuat oleh orang tua di dapur. Sejatinya rempah-rempah yang kami olah ini juga menjadi obat, namun dengan cara yang sederhana seperti dijadikan minuman wedangan,” ungkapnya. Keberanian membuka usaha paska pandemi ini dibarengi dengan kenekatan. Meski perekonomian masih belum stabil kala itu, ketiganya menganggap pandemi adalah peluang yang mesti diambil dengan cepat dan digarap dengan tepat. “Saat pandemi banyak yang beralih ke makanan dan minuman herbal. Jadi kami ada untuk solusi itu. Dan keberadaan kami mungkin lebih jelas daripada produk-produk yang katanya herbal dan dijual dengan harga mahal,” ujarnya. Angkringan Mula Keto buka dari pukul 18.00 hingga 24.00 Wita. Hingga kini angkringan sederhana itu masih memanfaatkan bagian dari rumah tinggal Hary Sujayantha. Untuk menarik pelanggan, angkringan ini membuat berbagai program. Kegiatannya pun cukup menarik dan bermanfaat. Seperti pada Bulan Kemerdekaan, mereka mengajak pembeli untuk mengumpulkan botol plastik. Sepuluh botol plastik dapat ditukarkan dengan satu produk minuman rempah. Program lainnya yakni membuat beberapa workshop, seperti mencelup warna alami, membuat sablon cukil, membuat olahan dari kain perca serta berbagi pengetahuan. Kegiatan itu diberi nama Belajar Dari Ahli. Di samping itu, ada program Kopdar Bike yang rutin dlakukan setiap bulannya. “Itu juga menjadi salah satu strategi marketing kami. Menawarkan olahan yang sehat untuk menjaga imun tubuh, mengajak mereka berolahraga dengan bersepeda bersenang-senang,” katanya. kemitraan yang dilakukan Angkringan Mula Keto memberikan manfaat tersendiri. Bahan pokok yang dibudidayakan juga telah membantu rekan bisnisnya untuk mendapat penghasilan tambahan. “Kalau panennya banyak, saya diizinkan untuk jual keluar dan uangnya untuk saya. Lumayan 100 gram bunga telang itu harganya bisa Rp 35 ribu” ujar Made Sumartini, salah satu ibu rumah tangga yang bermitra dengan angkringan Mula Keto menanam bunga telang. Manfaat juga dirasakan oleh Made Sudanta. Pria 61 tahun itu adalah langganan tetap angkringan Mula Keto. Ia akan berada di sana sekitar pukul 19.00 Wita ketika angkringan dibuka. Minuman favorit yang selalu ia pesan adalah Seroja alias campuran sereh, rosela dan jahe. Di samping memberikan kehangatan tubuh, teh ini juga mampu menyetabilkan suhu tubuh serta menambah imun. “Ini bukan mengada-ada. Saya memang merasakannya. Apalagi saya sudah tua. Saya sangat senang minum ini, merasa lebih segar. Saya sudah hampir setahun langganan di sini dan selalu pesan ini. Tidak banyak. Satu gelas belimbing sehari sebelum tidur saja sudah cukup bagi saya,” tutur Sudanta. (suteja)
Baca juga:
Primadona Buah Naga dari Bali Utara