SENI Budaya Bali yang kini sohor di mancanegara, tak lepas dari peran berbagai pihak terutama pelaku seni yang turut memperkenalkan ke panggung dunia. Salah satunya Sanggar Seni Santhi Budaya telah menegaskan kiprahnya turut mengembangkan seni budaya tradisional Bali sehingga dilirik mata kalangan internasional. Atas kiprahnya itu, sanggar seni yang berdiri tahun 2005 dan dinaungi Yayasan Santhi Budaya itu diakui sebagai organisasi nonprofit di bawah UNESCO untuk pelestarian budaya. Sanggar Seni Santhi Budaya pun telah tampil sebagai duta seni budaya Bali di berbagai belahan dunia. Di antaranya di Malaysia, Korea Selatan dan Thailand. Ketua Sanggar Seni Santhi Budaya, I Gusti Ngurah Eka Prasetya mengatakan bahwa sanggar dipimpinnya telah berkembang dengan pesat, tidak hanya fokus pada seni tari dan tabuh, tetapi juga merambah ke seni pengembangan dan seni berbasis promosi. Visi mereka adalah "ngajegang budaya" di Bali Utara, dengan tagline "dulu, kini dan selamanya". Komitmen mereka untuk menjaga keaslian seni budaya Bali ditegaskan oleh pria yang akrab dipanggil Gus Eka itu. "Jika kami akan melakukan pementasan tanpa mengubah atau mengurangi makna seni itu sendiri. Kami akan tampil apa adanya. Itu komitmen kami," tegas Gus Eka, Selasa (25/6/2024) di Singaraja. Sanggar seni yang kini berlokasi di Puri Kanginan Buleleng itu terbuka untuk generasi muda dengan batas usia minimum tujuh tahun, mencakup siswa dari kelas 1 SD hingga SMA. Proses perekrutan yang cermat dan pembinaan intensif bagi anggota baru menjadi kunci regenerasi dan memastikan kelestarian budaya. "Untuk anak-anak TK atau PAUD, kami harus memastikan mereka bisa mengikuti proses adaptasi di lingkungan. Kita bina dulu, kalau ada progres dan dianggap mampu serta diminati baru kita masukkan ke kelas reguler," jelas Gus Eka. Memahami pentingnya adaptasi di era globalisasi, Sanggar Seni Santhi Budaya merintis seni berbasis promosi. Mereka memanfaatkan platform media sosial untuk menjangkau generasi muda dan membuat konten kreatif yang kekinian. Salah satu contohnya adalah dengan membuat karya dalam bentuk kekinian yang bisa diunggah di media sosial, baik oleh murid maupun oleh sanggar. Promosi seni budaya Bali ke kancah internasional menjadi fokus utama sanggar. Sejak tahun 2008, mereka telah aktif mempromosikan seni Bali ke berbagai negara, dan kini tak hanya fokus pada promosi, tetapi juga memperkenalkan seni tradisi. "Bukan lagi promosi, melainkan lebih fokus pada memperkenalkan seni tradisi Karena kami sudah mulai menerima undangan dari berbagai acara internasional," tambah Gus Eka. Lebih lanjut, Gus Eka juga menyoroti potensi besar seni budaya Bali Utara yang jarang dilirik. Ia berkomitmen untuk memberikan lebih banyak kesempatan bagi para seniman dari daerah ini untuk tampil di berbagai event internasional. (suteja)
Baca juga:
Kisah Mistis Pelinggih Mobil di Desa Sangket