Search

Home / Kolom / Editorial

Bali Selatan Tersendat Macet

Editor   |    12 Maret 2025    |   18:59:00 WITA

Bali Selatan Tersendat Macet
Suasana kemacetan di kawasan Bali Selatan. (tribun bali/nyoman mahayasa)

BALI Selatan, magnet pariwisata dengan hamparan pantai eksotis dan denyut budaya yang memikat, kini tercekik kemacetan. Jalanan yang seharusnya menjadi urat nadi pariwisata, berubah menjadi labirin kendaraan yang menyesakkan. Ini bukan sekadar persoalan lalu lintas, melainkan ancaman serius bagi citra dan keberlanjutan Pulau Dewata.

Kemacetan telah merusak pengalaman wisatawan. Mereka datang untuk mencari ketenangan, bukan terjebak dalam kemarahan di jalanan. Citra negatif ini berpotensi menggerus reputasi Bali sebagai destinasi impian. Dampak ekonomi tak terhindarkan. Waktu yang terbuang di jalan berarti hilangnya potensi pendapatan bagi pelaku pariwisata. Keterlambatan distribusi barang dan jasa juga mengganggu roda perekonomian.

Jumlah kendaraan di Bali terus membengkak, jauh melampaui kapasitas jalan yang ada. Infrastruktur jalan yang minim, ditambah kurangnya alternatif transportasi publik yang memadai, memperparah situasi. Pola pembangunan yang terpusat di Bali Selatan juga menjadi faktor pemicu penumpukan kendaraan.

Pemerintah perlu mengambil langkah tegas. Pengembangan transportasi publik yang terintegrasi, seperti bus Trans Metro Dewata dan rencana LRT, harus dipercepat. Pembatasan kendaraan pribadi, melalui sistem ganjil-genap atau kebijakan lain, perlu dipertimbangkan.

Peningkatan infrastruktur jalan, termasuk pelebaran jalan, pembangunan jalan layang, dan penataan ulang persimpangan, menjadi keharusan. Penataan ruang yang lebih merata di seluruh Bali juga penting untuk mengurangi beban di Bali Selatan.

Penegakan hukum yang tegas terhadap pelanggaran lalu lintas, serta pemanfaatan teknologi untuk manajemen lalu lintas yang lebih efektif, juga diperlukan. Kolaborasi antara pemerintah, pelaku pariwisata, dan masyarakat menjadi kunci keberhasilan.

Bali Selatan berada di persimpangan jalan. Jika tidak ada tindakan nyata, kemacetan akan terus menggerogoti potensi pariwisata dan kesejahteraan masyarakat. Saatnya mengambil langkah berani untuk mengembalikan Bali Selatan ke jalur yang benar. (*)


Baca juga: Sasar Turis Berkualitas