Podiumnews.com / Kolom / Opini

Integritas Jurnalis: Antara Pasar dan Nurani

Oleh Podiumnews • 05 April 2025 • 19:00:00 WITA

Integritas Jurnalis: Antara Pasar dan Nurani
Ilustrasi jurnalis sedang liputan langsung. (podiumnews)

PALAGAN informasi yang kian carut-marut, jurnalis berdiri di persimpangan jalan berdebu. Idealisme versus pragmatisme, kebenaran versus pesanan, fakta versus propaganda. Godaan untuk kehilangan jati diri menganga lebar, siap menelan siapa saja yang lengah.

Jurnalisme, konon, adalah pencarian kebenaran. Bukan sekadar merangkai fakta, melainkan menggali makna di baliknya, mengungkap kebusukan di balik topeng kekuasaan, menyuarakan jeritan mereka yang tersisih.

Namun, di era digital yang serba cepat, prinsip-prinsip luhur itu terancam luntur, tergerus oleh kerakusan pasar. Kejaran klik, viralitas, dan amplop cokelat, menggoda jurnalis untuk menanggalkan idealisme. Berita bombastis, judul sensasional, dan narasi pesanan menjadi senjata andalan, mengalahkan kebenaran yang pahit. Di sini, integritas dan etika hanya menjadi pajangan usang.

Jurnalis, jangan khianati nurani! Jangan lunturkan idealisme, jangan bungkam suara kritis. Pegang teguh prinsip: akurat, berimbang, independen. Jangan hanya menjadi corong kekuasaan, atau jongos pemilik modal. Jangan menghamba pada kekuasaan, jadilah anjing penjaga kebenaran, bukan anjing penjaga kekuasaan.

Jurnalisme adalah panggilan jiwa, bukan sekadar pekerjaan cari makan. Misi mencerdaskan bangsa, menjaga demokrasi, mengawal keadilan. Jangan gadaikan martabat demi sesuap nasi atau jabatan empuk.

Jurnalis, tetaplah menjadi pilar kebenaran di tengah badai hoaks dan propaganda. Suara hati nurani di tengah bising kepentingan, penjaga demokrasi di tengah ancaman otoritarianisme. Jangan biarkan marwahmu terkikis oleh rayuan duniawi.

Sebab, ketika jurnalisme kehilangan jiwanya, bukan hanya profesi yang terdegradasi, tetapi juga bangsa yang kehilangan kompas. (*) 

Oleh: I Dewa Gede Fathur Try Githa, SPd (Pekerja Media)