Podiumnews.com / Kolom / Editorial

Gen Z Rentan Bunuh Diri, Krisis Senyap Mengintai

Oleh Podiumnews • 07 April 2025 • 19:17:00 WITA

Gen Z Rentan Bunuh Diri, Krisis Senyap Mengintai
Senja di kota ini begitu indah, namun tak mampu menghapus kelam di hati mereka. Mari kita nyalakan cahaya harapan bagi generasi yang terluka. #HarapanGenZ #KesehatanJiwa #BersamaLebihKuat

FENOMENA bunuh diri di kalangan generasi Z (Gen Z) kian mengkhawatirkan. Angka statistik yang terus merangkak naik menjadi alarm bagi kita semua.

Generasi yang tumbuh di era digital ini, alih-alih menikmati kemudahan teknologi, justru terjerat dalam pusaran masalah kesehatan mental yang kompleks.

Tekanan akademik, ekspektasi sosial yang tinggi, dan himpitan ekonomi menjadi faktor pemicu. Belum lagi, media sosial yang seharusnya menjadi sarana interaksi, justru menjelma menjadi ruang perbandingan yang tak berujung.

Standar kesempurnaan yang dipompakan media sosial menciptakan jurang antara realita dan ilusi, membuat Gen Z merasa tidak berharga.

Kurangnya dukungan sosial dan minimnya akses terhadap layanan kesehatan mental semakin memperparah situasi.

Stigma negatif terhadap masalah kejiwaan membuat banyak dari mereka enggan mencari bantuan. Akibatnya, masalah ini terpendam dan berujung pada tindakan tragis.

Pemerintah, lembaga pendidikan, dan keluarga memiliki tanggung jawab besar untuk mengatasi krisis ini.

Dibutuhkan upaya kolektif untuk menciptakan lingkungan yang suportif dan inklusif bagi Gen Z. Pendidikan kesehatan mental harus dimasukkan dalam kurikulum sekolah dan universitas. Akses terhadap layanan konseling dan psikoterapi harus diperluas dan dipermudah.

Media sosial juga memiliki peran penting dalam mencegah bunuh diri. Kampanye edukasi dan kesadaran tentang kesehatan mental perlu digencarkan di platform digital. Selain itu, konten-konten yang memicu perbandingan dan kompetisi tidak sehat harus dihindari.

Bunuh diri bukanlah solusi. Ini adalah teriakan putus asa dari generasi yang merasa terabaikan. Kita tidak boleh menutup mata terhadap krisis ini. Mari kita ulurkan tangan, dengarkan keluh kesah mereka, dan bantu mereka menemukan harapan. (*)