Podiumnews.com / Kolom / Editorial

Singaraja, Kota Pendidikan yang Tergerus Buta Aksara?

Oleh Podiumnews • 25 April 2025 • 20:01:00 WITA

Singaraja, Kota Pendidikan yang Tergerus Buta Aksara?
Editorial. (Podiumnews)

JULUKAN Kota Pendidikan bagi Singaraja, Bali Utara, kini terasa getir. Bagaimana tidak? Di tengah gemerlap pariwisata Pulau Dewata, terselip ironi: seorang siswa Sekolah Menengah Pertama (SMP) di jantung Singaraja ternyata tak mampu membaca.

Berita ini bukan sekadar anomali, melainkan tamparan keras bagi citra yang selama ini melekat pada kota ini.

Dahulu, Singaraja dikenal sebagai pusat intelektual Bali, menelurkan cendekiawan dan menjadi kiblat pendidikan. Namun, temuan kasus buta aksara di tingkat SMP ini mengindikasikan adanya lubang besar dalam sistem pendidikan dasar.

Pertanyaan mendasar pun menyeruak: ke mana gerangan perhatian dan anggaran pendidikan selama ini bermuara?

Bukan mustahil kasus serupa lebih banyak mengintai di balik keindahan alam Buleleng. Jika fondasi literasi di tingkat SMP saja rapuh, bagaimana nasib generasi penerus bangsa ini dalam menghadapi tantangan zaman yang kian kompleks?

Pemerintah daerah, dinas pendidikan, hingga para pemangku kepentingan lainnya tak bisa lagi menutup mata. Investigasi mendalam perlu dilakukan untuk mengurai akar permasalahan.

Apakah kurikulum yang kurang efektif, kualitas tenaga pengajar yang kurang kompeten, ataukah minimnya pengawasan dan evaluasi yang menjadi biang keladinya?

Lebih dari sekadar mencari kambing hitam, yang mendesak adalah tindakan nyata. Program remedial literasi yang masif dan terukur harus segera digulirkan.

Peningkatan kualitas guru, terutama di tingkat dasar, menjadi imperatif. Sinergi antara sekolah, keluarga, dan masyarakat dalam menumbuhkan minat baca anak juga tak boleh diabaikan.

Runtuhnya julukan Kota Pendidikan bukan hanya kehilangan simbol, melainkan ancaman nyata bagi masa depan Singaraja.

Jika akar literasi tak segera diperkuat, mimpi tentang generasi cerdas dan berdaya saing hanya akan menjadi ilusi belaka.

Saatnya Singaraja berbenah, merebut kembali kehormatannya sebagai pelopor pendidikan, sebelum semuanya terlambat. (*)