Podiumnews.com / Kolom / Editorial

Perempuan Bali: Pahlawan Keluarga, Pewaris Budaya

Oleh Editor • 27 April 2025 • 21:12:00 WITA

Perempuan Bali: Pahlawan Keluarga, Pewaris Budaya
Doa dan cinta menyatu, perempuan Bali menjaga keluarga dan tradisi. (podiumnews)

UNGKAPAN "perempuan Bali adalah pahlawan keluarga" yang dilontarkan Ketua Ikatan Wanita Pengusaha Indonesia (IWAPI) Kota Denpasar, Ni Gusti Putu Adi Murtini, dalam acara Komunitas Cinta Kain Bali (KCKB) pekan lalu, bukan sekadar retorika.

Di balik kesantunan dan keanggunan perempuan Bali, tersemat peran sentral yang tak tergantikan dalam menjaga keutuhan keluarga dan melestarikan warisan budaya.

Pernyataan Gek Ayu Adi, sapaan akrabnya, di tengah peringatan Hari Kartini tahun ini, terasa relevan. Di era modern yang serba cepat, perempuan Bali tidak hanya menjalankan peran domestik, tetapi juga aktif berkontribusi dalam berbagai bidang, termasuk ekonomi. Mereka adalah tulang punggung keluarga, pendidik pertama bagi anak-anak, sekaligus penjaga tradisi yang diwariskan secara turun-temurun.

Kehadiran Gek Ayu Adi dalam acara KCKB menjadi penanda pentingnya sinergi antar berbagai elemen masyarakat dalam memajukan peran perempuan dan melestarikan budaya.

Apresiasinya terhadap KCKB, komunitas yang gigih mempromosikan keindahan kain Bali, menunjukkan bahwa pelestarian warisan budaya tidak bisa dilakukan secara parsial. Dibutuhkan kolaborasi yang solid antara organisasi perempuan, komunitas budaya, dan tentu saja dukungan pemerintah daerah.

Lebih jauh, penekanan Gek Ayu Adi pada pentingnya mempersiapkan generasi Z dan Alpha sebagai penerus perjuangan perempuan Bali adalah sebuah visi ke depan yang patut diapresiasi. Tantangan globalisasi dan modernisasi menuntut perempuan Bali masa depan untuk tidak hanya memahami akar budayanya, tetapi juga memiliki kompetensi yang relevan dengan perkembangan zaman. Pendidikan karakter yang kuat, pemahaman akan nilai-nilai luhur, serta penguasaan keterampilan abad ke-21 menjadi kunci untuk memastikan peran perempuan Bali tetap relevan dan berpengaruh di masa depan.

Sinergi yang dijanjikan antara IWAPI Denpasar dan KCKB membuka harapan baru bagi pengembangan potensi kain Bali. Dengan menggabungkan kekuatan pengusaha perempuan dan kecintaan komunitas terhadap kain tradisional, inovasi dalam desain, produksi, dan pemasaran kain Bali dapat semakin digenjot. Ini bukan hanya akan melestarikan warisan budaya, tetapi juga memberdayakan perekonomian masyarakat lokal, khususnya para perajin dan pengusaha kecil.

Tentu, tantangan ke depan tidaklah ringan. Namun, dengan semangat gotong royong dan kesadaran akan peran penting perempuan Bali sebagai pilar keluarga dan pewaris budaya, optimisme untuk masa depan yang lebih baik patut dipertahankan. Ungkapan "pahlawan keluarga" bukanlah sekadar pujian, melainkan pengakuan atas kekuatan dan ketangguhan perempuan Bali yang patut terus didukung dan diberdayakan. (*)