Search

Home / Khas / Edukasi

Ketika Api Datang, Ibu-Ibu Tak Lagi Diam

Editor   |    18 Mei 2025    |   23:24:00 WITA

Ketika Api Datang, Ibu-Ibu Tak Lagi Diam
Seorang ibu PKK dengan sigap mempraktikkan cara memadamkan api dari tabung gas, didampingi petugas saat pelatihan di Kantor Kelurahan Dangin Puri, Minggu (18/5/2025). (foto/fathur)

MINGGU (18/5/2025)  pagi di halaman kantor Kelurahan Dangin Puri, Denpasar. Matahari belum tinggi, tapi semangat sudah membuncah. Di antara celoteh ringan dan wajah-wajah ingin tahu, para perempuan dari tujuh lingkungan berdiri membentuk lingkaran. Beberapa mengenakan kebaya kasual, sebagian lainnya kaus longgar dan celana santai. Rambut mereka disanggul, dikuncir, atau dibiarkan lepas tertiup angin.

Hari itu, bukan upacara atau arisan yang mempertemukan mereka. Tapi api.

Di tengah halaman, seorang ibu tampak membungkuk di dekat tabung gas 3 kg berwarna hijau. Tangannya memegang erat selang regulator. Di sampingnya, seorang petugas damkar berjaga, satu tangan mengangkat ujung selang yang menghembuskan lidah api setinggi bahu. Api itu menyala seperti tantangan: apakah kalian siap menghadapiku?

Para ibu menjawabnya bukan dengan teriakan atau panik, tapi dengan belajar. Dengan mencoba. Dengan menjinakkan nyala itu di depan mata banyak saksi—dan mungkin, di depan diri mereka sendiri yang dulu takut dan tak tahu caranya.

“Para ibu adalah garda terdepan dalam rumah tangga. Kalau ada kebakaran, mereka yang lebih dulu bereaksi,” ujar Lurah Dangin Puri, I Gusti Agung Gede Okariawan. “Kami ingin mereka tahu bahwa keselamatan dimulai dari rumah.”

Bara di Dalam Lorong

Dangin Puri bukanlah kawasan luas dengan halaman lega dan pagar besi. Ini lingkungan padat. Rumah ke rumah hanya berjarak beberapa langkah. Kabel-kabel listrik kadang terjalin bagai jaring laba-laba. Tabung gas ada di hampir setiap dapur, tapi tak semua tahu cara menanganinya saat bocor, apalagi terbakar.

Maka pelatihan ini datang bukan sekadar program tahunan. Ia menjadi usaha sadar untuk membekali warga dengan pengetahuan yang bisa menyelamatkan nyawa.

Perempuan dan Api

Para perempuan yang biasa mengurus anak, memasak, menyiapkan banten, kini belajar tentang APAR, penyebab korsleting, dan teknik memadamkan api kompor. Mereka tak lagi hanya tahu bahwa api bisa menghangatkan air—tapi juga bahwa ia bisa melalap rumah.

“Baru tahu kalau api dari minyak jangan disiram air. Harus ditutup,” ujar Ni Luh Ayu, salah satu peserta, sambil menyeka peluh. “Kalau tidak ikut pelatihan ini, mungkin saya hanya teriak-teriak.”

Menyalakan Kesadaran

Pelatihan berakhir dengan praktik nyata: satu per satu peserta mencoba menyemprotkan pemadam api ke arah kobaran kecil. Ada yang gugup, ada yang mantap. Tapi semua mencoba. Semua berani.

Hari itu, yang menyala bukan hanya api di ujung selang. Tapi juga kesadaran. Dan keberanian. Karena ketika api datang lagi suatu hari nanti, para ibu itu tak lagi diam. (fathur)

Baca juga :
  • Aksi Lucu Ogoh-ogoh PAUD Hibur Kasanga Festival
  • Megibung, Saat Sang Wagub Tak Berjarak
  • Sketsa di Kanvas, Apresiasi di Balik Jas Dokter