BADUNG, PODIUMNEWS.com – Ketulusan dan kemampuan mencintai diri sendiri menjadi bekal utama bagi perempuan Bali dalam menghadapi tiga peran besar yang melekat dalam kehidupan mereka, yakni di rumah, di lingkungan adat, dan di ruang publik. Hal itu ditegaskan Ketua Tim Penggerak PKK Provinsi Bali, Ibu Putri Koster, saat menjadi pembicara dalam forum Sakapuan Talks 2025 yang digelar di Analogue Listening Space, Kuta, Badung, Sabtu (14/6/2025). Dengan mengangkat tema “Nuturang Hati: Antara Rumah, Adat, dan Diri Sendiri, Harus Bagaimana?”, forum ini membuka ruang dialog antar generasi perempuan Bali tentang keseimbangan peran dalam kehidupan sehari-hari. “Bukan besar kecilnya peran yang menentukan nilainya, tapi seberapa tulus dan ikhlas kita menjalaninya. Kalau kita mencintai diri sendiri, kita akan mampu memberi yang terbaik untuk keluarga, adat, dan pekerjaan,” ujar Ibu Putri. Ia menekankan pentingnya komunikasi yang sehat dan kerja sama dalam rumah tangga dan komunitas untuk menjaga keseimbangan peran. Menurutnya, perempuan Bali memiliki etos kerja yang kuat karena menjalaninya dengan ketulusan, bukan paksaan. “Kepercayaan dan pelimpahan tugas justru merupakan bentuk penghargaan. Etos kerja perempuan Bali terbukti kuat karena dijalani dengan hati,” tambahnya. Senada dengan itu, Putri Indonesia Bali 2025, Ni Nyoman Ayu Natasha Amanda, yang juga tampil sebagai narasumber, mengajak generasi muda perempuan Bali untuk berani memilih jalan hidupnya sendiri tanpa merasa terbelenggu oleh dikotomi antara karier atau rumah tangga. “Kita bisa memilih menjadi ibu rumah tangga, aktif dalam adat, atau berkarier. Semua pilihan itu sah dan bermakna, asalkan dilakukan dengan kesadaran dan niat yang tulus,” ujarnya. Ia menambahkan, mencintai diri sendiri adalah bentuk penghormatan terhadap hidup yang sedang dijalani. “Jangan menunggu dimengerti. Hadirkan cinta dalam diri, dan jalani hidup dengan penuh makna,” ucap Amanda. Acara yang berlangsung hangat ini diikuti oleh puluhan perempuan lintas usia. Forum Sakapuan Talks sendiri merupakan kegiatan tahunan yang mempertemukan tokoh perempuan Bali dari berbagai latar untuk saling berbagi pengalaman, menghadapi tantangan bersama, dan merajut masa depan yang lebih inklusif dan harmonis bagi perempuan Bali. (sukadana/suteja)
Baca juga :
• PKB 2025 Wajib Bebas Plastik, Pedagang Harus Bawa Pulang Sampah
• 20 Negara Ikut Rare Angon Festival Internasional di Denpasar
• Kurasi Seni, Ruang yang Masih Sepi di Bali