DELAPAN tahun lalu, PodiumNews lahir dari sebuah ruang kecil berukuran 2,5 x 4 meter. Modal awalnya hanya lima ratus ribu rupiah. Jumlah itu tentu tidak besar, tetapi cukup untuk memulai langkah. Dari bilik sederhana itu, berita pertama ditulis, rapat kecil digelar, dan keyakinan pertama diuji. Tidak ada yang istimewa selain kemauan untuk memulai. Hari-hari awal dijalani dengan serba terbatas. Meja kerja seadanya, komputer bergantian, kursi tidak seragam. Rapat redaksi sering berlangsung di ruang yang sesak, ditemani catatan di kertas bekas. Namun justru dalam keterbatasan itu, kami belajar arti konsistensi. Media ini tidak lahir dari fasilitas yang lengkap, tetapi dari tekad untuk tetap hadir setiap hari, apa pun kondisinya. Lima tahun kemudian, perjalanan kecil itu menemukan tonggak baru. PodiumNews berhasil menempati kantor berukuran 55 meter persegi. Bagi kami, ruang itu terasa luas, lapang, dan menandai babak baru. Ada meja rapat yang cukup untuk menampung diskusi, ada ruang kerja yang lebih rapi, dan ada tempat bagi tim yang mulai bertambah. Pada masa itu pula, PodiumNews resmi terverifikasi oleh Dewan Pers. Verifikasi itu menjadi pengakuan bahwa langkah sederhana yang ditempuh sejak ruang kecil telah sampai pada tahap yang diakui secara nasional. Bagi kami, itu adalah hadiah dari kerja keras yang dijalani dengan sabar. Hari ini, di tahun kedelapan, PodiumNews menempati kantor seluas 110 meter persegi di Dalung. Ruang kerja yang lebih layak, dengan meja rapat, perangkat komputer, laptop, printer, dan dokumen yang tersusun rapi. Tidak mewah, tetapi cukup untuk membuat suasana kerja lebih kondusif. Di kantor itu, setiap hari berita ditulis, ide-ide diperdebatkan, dan strategi dipikirkan bersama. Namun perjalanan tidak berhenti di sana. Kami kini menyiapkan rencana yang lebih besar: sebidang lahan seluas 12 are di Mengwi yang akan menjadi dasar bagi Podium Ecosystem. Dari tanah itu, kami bermimpi menghadirkan rumah besar yang menyatukan banyak hal: media, konsultan, ruang diskusi, kedai kopi, hingga kegiatan literasi. Semua itu bukan untuk mengejar kebesaran semata, tetapi untuk memberi ruang baru bagi media agar tetap relevan di tengah perubahan zaman. Jika perjalanan ini dilihat dari kaca mata usaha, maka jelas ada lompatan kelas. Dari modal awal yang menempatkan kami di kategori usaha mikro, kini PodiumNews menargetkan diri naik menjadi usaha menengah dengan fondasi aset yang signifikan berupa kantor di Dalung dan lahan di Mengwi. Bagi kami, ini bukan sekadar ukuran, melainkan bekal. Bekal untuk melangkah lebih jauh, membangun institusi yang lebih kokoh, dan memastikan keberlanjutan bagi masa depan. Target jangka panjang juga telah kami tetapkan dengan hati-hati. Pada tahun ke-15, Podium Ecosystem diharapkan berdiri dengan utuh. Itu adalah cita-cita yang lahir dari ruang sempit delapan tahun lalu, bertumbuh melalui kantor sederhana, dan kini diarahkan pada sebuah rumah besar yang bisa menjadi wadah bagi ide, kreativitas, dan perjumpaan. Meski demikian, kami tidak pernah merasa perjalanan ini selesai. Justru sebaliknya, semakin jauh langkah ditempuh, semakin kami sadar bahwa masih banyak yang harus dipelajari. Apa yang ada hari ini bukanlah puncak, melainkan bagian dari jalan panjang. Kami masih belajar, masih berbenah, dan masih mencari cara terbaik agar PodiumNews bisa terus tumbuh tanpa kehilangan arah. Perjalanan ini mengajarkan satu hal penting: bahwa memulai dengan sederhana tidak pernah menjadi halangan untuk bermimpi. Dari ruang kecil berukuran 2,5 x 4 meter hingga kantor yang lebih lapang, dari modal lima ratus ribu rupiah hingga fondasi aset usaha menengah, semuanya adalah proses yang dijalani setahap demi setahap. Tidak ada yang instan, tidak ada yang terjadi dalam semalam. Semua lahir dari konsistensi, kesabaran, dan keyakinan bahwa setiap langkah kecil akan membawa kita lebih dekat pada tujuan. Kami percaya, setiap usaha yang dijalani dengan sungguh-sungguh akan menemukan jalannya sendiri. Dan bila ada yang bisa dipetik dari perjalanan ini, mungkin hanya satu: bahwa membangun sesuatu tidak selalu harus dimulai dari besar. Yang terpenting adalah berani memulai, menjaga konsistensi, dan tetap rendah hati di setiap capaian. Sisanya, biarlah waktu yang membuktikan. (*) Menot Sukadana
Baca juga :
• Ketabahan yang Sering Terlupakan
• Genangan dan Ingatan Kota
• Giliran yang Hilang