Ketua DPRD Klungkung Tinjau Kondisi Darurat SDN Dawan Kaler
KLUNGKUNG, PODIUMNEWS.com - Ketua DPRD Kabupaten Klungkung, Anak Agung Gde Anom, meninjau langsung kondisi SD Negeri Dawan Kaler di Kecamatan Dawan yang menjalankan kegiatan belajar dalam situasi darurat akibat kerusakan bangunan. Dalam kunjungan bersama Komisi III DPRD Klungkung tersebut, ia menegaskan pentingnya percepatan rehabilitasi fasilitas pendidikan yang tidak layak pakai agar proses belajar mengajar tetap aman dan optimal.
“Saya melihat sendiri kondisi ruang kelas yang sudah tidak bisa digunakan sejak awal tahun. Ini tidak layak untuk tempat anak-anak belajar. Rehabilitasi harus menjadi prioritas dan dipercepat,” tegas Ketua DPRD Klungkung, Senin (3/11/2025).
Ia menjelaskan bahwa Dinas Pendidikan telah menganggarkan sekitar Rp400 juta untuk perbaikan melalui APBD 2026. Namun, ia berharap proses administrasi dan pelaksanaan rehabilitasi dapat dipercepat agar tidak mengganggu kenyamanan siswa dan guru.
“Harapan kami, pengerjaan bisa dimulai paling lambat Maret 2026. Anak-anak perlu ruang belajar yang aman, tertata, dan mendukung konsentrasi,” tambahnya.
Ketua DPRD Klungkung juga meminta pemerintah daerah melakukan pendataan menyeluruh terhadap sekolah-sekolah tua di Kabupaten Klungkung, khususnya yang telah berusia lebih dari satu dekade. Menurutnya, penataan infrastruktur pendidikan harus menjadi bagian dari agenda besar pemerataan kualitas pendidikan di daerah.
Plt. Kepala Sekolah SDN Dawan Kaler, Ketut Gede Pasek, menjelaskan bahwa kerusakan bangunan sekolah sudah terlihat sejak November 2024 ketika atap ruang kelas III runtuh akibat hujan deras. Beberapa bulan berikutnya, kerusakan meluas ke ruang kelas lain hingga plafon dan genteng ambruk pada Februari 2025.
Untungnya, peristiwa itu terjadi saat libur sekolah sehingga tidak menimbulkan korban. Namun kondisi tersebut membuat sekolah harus segera menata ulang ruang belajar. Siswa kelas III kini berjumlah 31 orang dan menempati ruang UKS, sedangkan kelas II digabung dengan kelas V dalam satu ruang tanpa sekat.
“Suasana tidak ideal karena dua kelas belajar dalam satu ruangan. Konsentrasi anak-anak sering terganggu, tapi kami tidak punya alternatif lain,” ujar Pasek.
Sebagian siswa lain menggunakan ruang perpustakaan dan ruang darurat seadanya. Total ada 174 siswa yang kini menyebar di sejumlah ruangan tidak sesuai fungsi awalnya.
Sekolah bahkan sempat mempertimbangkan penggunaan balai banjar sebagai lokasi belajar sementara, namun rencana tersebut tidak dilanjutkan karena pertimbangan kenyamanan, kesehatan, dan ketersediaan fasilitas pendukung.
Meski sarana fisik sekolah sangat terbatas, semangat belajar tidak surut. Para siswa tetap datang setiap hari, dan para guru berupaya menyesuaikan metode mengajar agar kegiatan belajar tetap berjalan. Anak-anak belajar di bawah genteng yang sebagian lapuk, namun mereka tetap berkumpul, mencatat, dan berusaha memahami pelajaran.
Ketua DPRD Klungkung mengapresiasi semangat guru dan siswa tersebut. Menurutnya, kondisi SDN Dawan Kaler menjadi pengingat bahwa pemenuhan fasilitas pendidikan yang layak adalah fondasi awal peningkatan mutu pembelajaran.
(sukadana)