Search

Home / Muda / Kampus

Pius Ingatkan Mahasiswa Bahayanya Pemerintahan Otoriter

   |    18 Januari 2023    |   18:57:00 WITA

Pius Ingatkan Mahasiswa Bahayanya Pemerintahan Otoriter
Aktivis Reformasi 1998 Pius Lustrilanang Pius saat sebagai keynote speaker “Kuliah Umum dan Bedah Buku Aldera; Potret Gerakan Politik Kaum Muda 1993-1999” di Universitas Syiah Kuala (USK), Banda Aceh pada Rabu (18/1). (foto/usk)

BANDA ACEH, PODIUMNEWS.com - Aktivis Reformasi 1998 Pius Lustrilanang mengingatkan mahasiswa betapa bahayanya pemerintahan yang otoriter sehingga perlu dicegah.

Hal tersebut disampaikan Pius saat sebagai keynote speaker “Kuliah Umum dan  Bedah Buku Aldera; Potret Gerakan Politik Kaum Muda 1993-1999” di Universitas Syiah Kuala (USK), Banda Aceh pada Rabu (18/1).

Pius yang saat ini menjabat sebagai anggota Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) RI  menceritakan pengalamannya saat memperjuangkan semangat demokrasi pada era Reformasi 1998.

Menurutnya, ada begitu banyak perlakuan buruk maupun intimidasi yang dialami mahasiswa saat itu. Dirinya menilai, peristiwa tersebut adalah buah dari sistem pemerintahan yang otoriter. Sementara kebebasan demokrasi hari ini adalah buah dari kerja reformasi.

Oleh sebab itu, dirinya berpesan kepada mahasiswa USK untuk peduli dengan cara mencegah benih-benih otoriter jika tampak mulai tumbuh dalam pemerintahan.

“Kerja merawat demokrasi harus menjadi kerja kolaborasi. Saya percaya gerakan mahasiswa tidak akan berhenti. Jadi tolong mahasiswa, jangan sampai benih otoriter itu tumbuh kembali,” ucapnya.

Pius menilai, setidaknya ada tiga hal yang mempengaruhi keberhasilan gerakan  1998. Yaitu, idealisme yang kokoh, semangat militansi dan kolaborasi dengan gerakan di luar mahasiswa. Seperti pihak oposisi, kaum buruh, elit politik maupun LSM.

“Jadi reformasi adalah kerja kolosal yang dilakukan oleh banyak pihak, yang dilakukan secara persisten atau terus menerus. Dan karena momentum, akhirnya reformasi itu jadi,” ujarnya.

Rektor USK Prof Marwan dalam sambutannya saat membuka kegiatan ini mengatakan, sejarah telah membuktikan bahwa gerakan yang dipelopori kaum muda termasuk mahasiswa, mampu memberi kontribusi penting dalam perjalanan bangsa ini. Di antaranya, Sumpah Pemuda, Kebangkitan Nasional serta Reformasi 98.

Oleh sebab itu, ia turut menyambut baik diselenggarakannya diskusi buku yang mengisahkan kepingan sejarah reformasi tersebut.

“Kami menilai buku ini bisa menjadi referensi bagi generasi sekarang untuk menjaga atau memelihara semangat reformasi tersebut,” ujarnya.

Adapun yang menjadi narasumber bedah buku ini adalah Dekan Fakultas Hukum USK Dr. M. Gaussyah, S.H,. M.H dan Wakil Dekan I Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik USK Dr. Efendi Hasan, M.A, serta dimoderatori oleh Dosen USK Saifuddin Bantasyam , S.H., M.A. (rik/sut)


Baca juga: