Search

Home / Aktual / Edukasi

Nasib Guru Honorer Masih Menggantung

Editor   |    28 November 2023    |   22:28:00 WITA

Nasib Guru Honorer Masih Menggantung
Ilustrasi guru honorer. (freepik)

PODIUMNEWS.com - Anggota Komisi X DPR RI Andreas Hugo Pareira mengungkapkan bahwa sebagian besar guru honorer hingga kini nasibnya masih menggantung dalam proses pengangkatan sebagai Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK).

"Para guru honorer tengah menanti nasib mereka untuk pengangkatan PPPK guru. Sehingga, pemerintah wajib menyelesaikan semua hal ini mulai dari penyerapan formasi, penempatan guru hingga jaminan mereka memperoleh kesejahteraan," tegas Andreas melalui keterangan tertulis, Selasa (28/11/2023).

Terlebih, lanjut dia, Undang-Undang  (UU) Aparatur Sipil Negara (ASN) yang baru telah mengamanatkan agar pemerintah memberi jaminan bagi para pegawai honorer menyusul akan dihapuskannya status tenaga honorer di pada tahun depan.

Diketahui, saat ini sudah ada 554 ribu guru honorer yang lolos seleksi guru ASN PPPK untuk periode 2021 dan 2022. Sedangkan pada tahun 2023 ini, pemerintah akan mengangkat 326 ribu guru sehingga totalnya menjadi 840.000. Lalu pada tahun 2024 mendatang target pemerintah ialah 1 juta guru honorer akan menjadi ASN PPPK.

Adanya potensi tersebut, dirinya berharap pemerintah bisa mengangkat sebanyak-banyaknya guru honorer menjadi PPPK.

"Pada tahun depan, target satu juta guru yang ditargetkan pemerintah harus bisa direalisasikan sesuai harapan. Jadi saya minta penyerapan formasinya di tiap daerah juga bisa maksimal," tegasnya.

Tidak hanya itu, Politisi Fraksi PDI-Perjuangan menegaskan agar guru yang penempatannya berada di daerah 3T (Tertinggal, Terdepan dan Terluar) mendapat perhatian, terutama soal kesejahteraan.

"Tugas mereka sangat berat sehingga harus mendapatkan perhatian. Termasuk juga bagaimana pemerintah dapat meningkatkan sarana dan prasarana untuk menunjang tugas-tugas guru,” tuturnya.

Menurutnya, dukungan terhadap kesejahteraan guru dinilai akan berpengaruh terhadap pendidikan karakter jangka panjang bagi generasi penerus bangsa.

Andreas mengatakan, negara harus menjamin agar guru dapat mencetak pemimpin-pemimpin masa depan yang tidak hanya cerdas secara akademis tetapi juga memiliki integritas dan etika yang tinggi.

"Dengan kolaborasi yang erat, kita dapat merayakan Merdeka Belajar sebagai landasan bagi pembentukan generasi bangsa yang berbudaya, beretika, dan berintegritas. Namun guru sebagai pahlawan tanpa tanda jasa itu, juga harus mendapat penghargaan yang tinggi,” pungkasnya. (riki/sut)

Baca juga :
  • Belajar ke Jakarta, Denpasar Komitmen Terapkan Pendidikan PAUD Lebih Nyata
  • Badung Siap Realisasikan Sarjana di Rumah Warga Miskin
  • Denpasar Utara Pacu Gerakan Literasi Sekolah