Search

Home / Aktual / Ragam

Data Warga Diobral: Negara Tidur?

Editor   |    20 Maret 2025    |   00:06:00 WITA

Data Warga Diobral: Negara Tidur?
Ilustrasi penjahat siber mencuri data warga Indonesia. (shutterstock)

PODIUMNEWS.com - Jutaan data warga Indonesia diobral di dunia maya. Peretas makin berani, negara terkesan abai. Indonesia menjadi sarang empuk penjahat siber karena lemahnya perlindungan data dan kesadaran digital yang rendah.

"Individu biasa paling sering jadi korban. Mereka minim kesadaran, gampang sekali memberikan informasi pribadi ke internet," ungkap Dr. Maryamah SKom, dosen Fakultas Teknologi Maju dan Multidisiplin Universitas Airlangga (Unair) melalui keterangan tertulis, Rabu (19/3/2025).

Survei Kominfo dan Katadata Insight Center (KIC) 2022 menunjukkan fakta yang mengkhawatirkan. Hanya 24,1 persen pengguna internet di Indonesia yang bisa membedakan email phishing. 32,3 persen tidak tahu cara menggunakan antivirus, dan 34,3 persen bingung melaporkan penyalahgunaan media sosial.

"Masyarakat harus lebih hati-hati. Jangan mudah memberikan informasi pribadi, gunakan password kuat, dan cek sumber sebelum klik tautan atau unduh file," tegas Maryamah.

Regulasi perlindungan data juga dinilai belum optimal. UU PDP ada, tapi implementasi dan pengawasan masih lemah. "Negara lain, kebocoran data ditanggapi serius, sanksi berat bagi yang lalai. Kita? Data bocor, jual beli di dark web, negara terkesan membiarkan," sindir Maryamah.

Data pelanggan e-commerce, pinjol, sampai telekomunikasi, semua diobral. "Kita butuh aturan tegas, hukuman yang memberi efek jera. Jangan hanya menjadi negara konsumen, tetapi juga negara korban," tandas Maryamah.

Indonesia perlu berbenah diri. Jangan biarkan data warga terus menjadi santapan empuk peretas. (riki/suteja)

Baca juga :
  • Robot Humanoid Unjuk Gigi di Pabrik, Tak Ganti Manusia?
  • AI Tiru Gaya Ghibli: Etika dan Batas Kreasi?
  • "Pang Tawang", Buleleng Kenalkan Tradisi Lewat Medsos