DENPASAR, PODIUMNEWS.com - Masalah kesehatan, khususnya diare, masih menjadi perhatian serius di Indonesia. Setelah Rotavirus, kini muncul ancaman Norovirus yang menjadi penyebab diare tertinggi kedua. Berbeda dengan Rotavirus yang sudah ada vaksinnya, Norovirus belum memiliki penangkal, sehingga pengendaliannya lebih sulit. Menanggapi hal ini, Anisa Lailatul Fitria, dosen gizi Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM) UNAIR dan peneliti di Kelompok Studi Viral Diarrhea ITD UNAIR, mengungkapkan potensi bahaya Norovirus, terutama bagi anak-anak di Indonesia. Anisa menjelaskan bahwa Norovirus berpotensi menjadi agen diare utama setelah vaksinasi Rotavirus berhasil menekan kasusnya. "Norovirus sangat cepat menular karena termasuk virus RNA. Penelitian kami menunjukkan anak-anak yang terinfeksi, baik bergejala maupun tidak, berisiko kesulitan menyerap nutrisi akibat peradangan usus," ujar Anisa melalui keterangan tertulis, Rabu (23/4/2025). Lebih lanjut, Anisa menyoroti bahwa anak-anak dengan malnutrisi lebih rentan terinfeksi Norovirus karena sistem kekebalan tubuh mereka yang lemah. Kekurangan gizi menurunkan imunitas, memudahkan virus masuk dan menyebabkan penyakit. Selain itu, pemahaman masyarakat tentang perbedaan diare akibat virus dan bakteri masih minim. "Diare karena virus ditandai dengan feses cair dan ampas sedikit, sementara infeksi bakteri menghasilkan feses berlendir, bahkan terkadang berdarah. Diare virus juga berisiko menyebabkan dehidrasi parah hingga kematian," jelas Anisa. Untuk mencegah penyebaran Norovirus, Anisa menekankan pentingnya Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS). Selain itu, perhatian terhadap kebersihan hewan peliharaan juga krusial karena virus ini dapat menular melalui feses kucing dan anjing. "Edukasi kepada ibu dan pengasuh tentang bahaya dan pencegahan Norovirus sangat diperlukan. Kami sebagai akademisi juga terus melakukan penelitian untuk penanganan virus ini agar tidak terjadi wabah dan penyebarannya dapat ditekan," pungkasnya. (riki/suteja)
Baca juga:
Upayakan Kelor Mampu Saingi Ginseng Korea