Search

Home / Aktual / Sosial Budaya

Kurator PKB Bantah Isu Pelarangan Petruk Tampil

Editor   |    05 Juni 2025    |   22:05:00 WITA

Kurator PKB Bantah Isu Pelarangan Petruk Tampil
Prof Dibia seusai Rapat Pleno di Kantor Gubernur Bali, Denpasar, pada Kamis (5/6/2025). (foto/isu)

DENPASAR, PODIUMNEWS.com - Isu pelarangan tokoh Petruk dalam pentas drama gong di ajang Pesta Kesenian Bali (PKB) ke-47 ditepis oleh para kurator. Mereka menyebut tidak pernah sekalipun menyasar satu pun nama, apalagi melarang seniman tertentu untuk tampil.

“Tidak ada pelarangan terhadap Petruk atau sanggar mana pun. Arahan kami bersifat umum untuk menjaga marwah PKB,” kata Prof. Dr. I Wayan Dibia, kurator PKB, seusai Rapat Pleno di Kantor Gubernur Bali, Kamis (5/6/2025).

Didampingi tiga kurator lainnya yaitu Prof Dr I Made Bandem, Prof. Komang Sudirga, dan I Gede Nala Antara, Dibia menegaskan bahwa PKB adalah panggung budaya yang mestinya bebas dari ekspresi jaruh (vulgar), buduh (bodoh), dan memisuh (mengumpat).

Menurut dia, arahan itu bukan bentuk penyensoran melainkan upaya menjaga kualitas tontonan. “Drama gong dulu tidak pernah memaki di panggung. Sekarang kami hanya mengingatkan agar seniman tetap bertanggung jawab atas karya mereka,” ujar Dibia.

Pernyataan kurator itu muncul menyusul beredarnya kabar bahwa tokoh Petruk tidak diizinkan tampil di PKB. Kabar tersebut memicu perdebatan di media sosial dan sejumlah forum seni.

Prof  Bandem menambahkan, tak ada satu pun keputusan kurator yang bersifat represif. Justru sebaliknya, ruang kreatif diberikan seluas-luasnya sepanjang tetap berada dalam koridor nilai-nilai budaya. “Kami tidak pernah menyebut nama, apalagi melarang. Tapi ada tanggung jawab moral yang harus dipegang bersama,” katanya.

Sebagai contoh, Bandem menyebut penampilan joged bumbung di PKB yang kini lebih tertib dan santun. Padahal di luar arena PKB, pertunjukan itu masih kerap disorot karena mengandung unsur vulgar. “Arahan kurator terbukti membawa arah yang lebih baik,” ujarnya.

Kurator berharap PKB tak sekadar jadi panggung hiburan tahunan. “Ini adalah forum budaya, tempat edukasi publik, bukan sekadar tontonan kosong,” ujar Dibia.

Pesta Kesenian Bali ke-47 dijadwalkan berlangsung sepanjang bulan Juni 2025. Ajang tahunan ini menjadi panggung utama ekspresi seni budaya Bali, dari pertunjukan tradisional, pameran kerajinan, hingga forum diskusi kebudayaan. Tahun ini, PKB mengangkat tema "Jana Kerthi: Merawat Jati Diri Bangsa".

(isu/suteja)

 

Baca juga :
  • Rayakan Tumpek Krulut, Pemprov Bali Gaungkan Cinta Lewat Musik
  • Jangan Remehkan Ibu Rumah Tangga, Itu Pilihan Mulia
  • Damai Itu Mahal, Bali Tak Bisa Murah