Search

Home / Muda / Komunitas

Revitalisasi Tabuh Lelonggoran, Pemuda Buleleng Raih Juara 2 Pemuda Pelopor Nasional 2024

Editor   |    11 Oktober 2024    |   16:07:00 WITA

Revitalisasi Tabuh Lelonggoran, Pemuda Buleleng Raih Juara 2 Pemuda Pelopor Nasional 2024
Kadek Angga Wahyu Pradana berhasil meraih juara 2 Pemuda Pelopor Nasional 2024. (Foto: pdn)

JAKARTA, PODIUMNEWS.com - Kadek Angga Wahyu Pradana, pemuda asal Buleleng, Bali, berhasil meraih prestasi gemilang dengan meraih juara 2 Pemuda Pelopor Nasional 2024. Angga mewakili Provinsi Bali dalam ajang Pemuda Pelopor yang diselenggarakan oleh Kementerian Pemuda dan Olahraga Republik Indonesia (Kemenpora RI). Penghargaan ini diberikan atas kontribusinya dalam bidang Seni dan Budaya, khususnya atas kepeloporannya dalam merevitalisasi tabuh Lelonggoran, kesenian khas Buleleng.

Pada grand final yang berlangsung dari tanggal 7 hingga 9 Oktober 2024 di Jakarta, pria yang akrab disapa Dek Anggaini bersaing dengan 69 peserta dari 33 provinsi di seluruh Indonesia dalam kategori seni dan budaya. Dek Angga menjelaskan bahwa ia berfokus pada pelestarian kesenian Bali, terutama dalam hal karawitan dan tari. Melalui yayasan yang ia dirikan, Dek Angga telah mengajak lebih dari 400 anak-anak untuk turut serta melestarikan kesenian Bali.

“Mengangkat gending Lelonggoran adalah upaya untuk menjaga eksistensi dan kelangsungan gending tradisional yang kita miliki sejak dulu. Revitalisasi ini dikemas dengan cara baru tanpa mengurangi esensi tradisi itu sendiri,” jelasnya.

Proses panjang yang dilalui Dek Angga dimulai dari seleksi di tingkat kabupaten pada bulan April, kemudian berlanjut ke tingkat provinsi. Setelah itu, tim nasional melakukan verifikasi lapangan, dan akhirnya diundang untuk mempresentasikan karyanya di Jakarta.

“Ketika saya berhasil masuk ke grand final dan meraih juara 2, itu adalah kejutan besar. Namun, yang lebih penting bagi saya adalah apakah kepeloporan saya berdampak pada masyarakat, apakah saya berkontribusi untuk mereka,” tambahnya.

Dek Angga juga mengakui bahwa tantangan terbesar yang ia hadapi adalah manajemen waktu, mengingat kesibukannya sebagai dosen. Namun, dengan dukungan doa dari banyak pihak, ia berhasil mencapai titik ini dan meraih juara 2 nasional. Ia juga mengajak generasi muda untuk tetap menjaga keseimbangan antara penggunaan gadget dan pelestarian seni budaya.

“Pada dasarnya, kita memiliki seni tradisi yang luar biasa, terutama dalam hal karawitan. Di era gadget seperti sekarang, kita harus bisa melestarikan tradisi tanpa mengurangi esensinya,” imbuhnya.(pdn/dev)


Baca juga: KMHDI Dorong Anak Muda Berani Jadi Wirausaha