DENPASAR, PODIUMNEWS.com – Pemerintah Provinsi Bali akan menutup Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Suwung secara bertahap, mulai Agustus 2025. Penutupan penuh ditargetkan rampung pada 24 Desember 2025 sesuai surat peringatan dari pemerintah pusat. Merespons hal tersebut, Duta Pengelolaan Sampah Berbasis Sumber Palemahan Kedas (PSBS PADAS), Ny. Putri Suastini Koster, memperkuat sosialisasi langsung ke masyarakat. Pada Sabtu (5/7/2025), Ny. Putri Koster hadir di Gereja Yesus Gembala Yang Baik, Ubung, Denpasar, memberikan edukasi kepada anggota Wanita Katolik Republik Indonesia (WKRI) DPD Bali-NTB terkait sistem pengelolaan sampah dari rumah tangga. Ia menekankan bahwa penyelesaian sampah tidak bisa lagi bergantung pada TPA, melainkan harus diselesaikan dari sumbernya. “Selesaikan sampah di rumah. Sampah di tempat ibadah, di sekolah, di pasar, semua harus ditangani di tempatnya masing-masing. Jangan kirim semuanya ke TPA,” tegasnya di hadapan ratusan peserta sosialisasi. Ny. Putri Koster menjelaskan tiga langkah praktis PSBS PADAS yang bisa diterapkan masyarakat. Pertama, menggunakan tong komposter di rumah untuk mengelola sampah organik dan residu makanan. Kedua, membangun teba modern di halaman rumah sebagai solusi lokal yang terjangkau. Ketiga, memanfaatkan secara optimal fasilitas TPS3R dan TPST untuk mengolah sampah anorganik. Ia juga mengingatkan bahwa penutupan TPA Suwung bukan sekadar wacana. “Rencananya mulai Agustus ini, TPA Suwung tidak lagi menerima sampah organik. Jadi ibu-ibu harus bersiap. Jangan panik kalau nanti truk sampah tidak lagi mengangkut semuanya,” ujarnya. Koordinator Pokja PSP PSBS, Dr. Luh Riniti Rahayu, menambahkan bahwa pemerintah pusat telah memberikan tenggat waktu 180 hari kepada Bali untuk menutup TPA Suwung. “Suratnya tertanggal 24 Juni 2025. Gunungan sampah di sana sudah mencapai 35 meter di atas lahan 32,4 hektare. Ini melanggar undang-undang dan sangat mencemari lingkungan,” jelasnya. Ia juga menyebut program pengelolaan sampah berbasis sumber ini sebagai program superprioritas yang didorong langsung oleh Gubernur Bali, Wayan Koster. “Persoalan sampah sudah pada tahap darurat. Ini harus ditangani bersama,” katanya. Dalam kegiatan yang juga menjadi bagian dari peringatan HUT ke-101 WKRI, para peserta juga mendapatkan edukasi dari Prof. Ni Luh Kartini tentang pencemaran lingkungan dan cara membuat eco enzyme menggunakan tong komposter. Ketua Presidium WKRI Bali-NTB, Nisa Setiati, menyatakan bahwa WKRI siap menjadi mitra pemerintah dalam gerakan Bali Bersih Sampah. “Kami ingin usia lebih dari satu abad ini membawa makna nyata bagi lingkungan dan masyarakat,” ujarnya. Sosialisasi lintas iman seperti ini akan terus digelar ke berbagai komunitas, termasuk di pura, masjid, dan sekolah. Tujuannya, mempercepat transformasi kebiasaan warga Bali menuju tata kelola sampah yang mandiri dan berkelanjutan. (sukadana/suteja)
Baca juga :
• 30 Selamat, 6 Meninggal, Pencarian Korban Kapal Masih Berlanjut
• KMP Tunu Tenggelam, TNI AL Kerahkan Tim Penyelamat
• Polda Bali Kerahkan 701 Personel Amankan Wapres