DENPASAR, PODIUMNEWS.com — Pemerintah Kota Denpasar menegaskan komitmennya dalam mengendalikan inflasi daerah dengan memperkuat infrastruktur distribusi dan logistik. Hal ini disampaikan Wakil Wali Kota Denpasar, Kadek Agus Arya Wibawa, saat menghadiri Rapat Koordinasi (Rakor) Pengendalian Inflasi Tahun 2025 yang digelar Kementerian Dalam Negeri secara daring, Rabu (4/6/2025). Rakor yang dipimpin Sekjen Kemendagri Komjen Pol Tomsi Tohir ini memaparkan evaluasi capaian dan strategi pengendalian inflasi serta sinkronisasi program prioritas nasional, seperti Makan Bergizi Gratis (MBG), Sekolah Rakyat, hingga penguatan koperasi dan layanan kesehatan. Dalam paparannya, Arya Wibawa menekankan bahwa kelancaran distribusi menjadi salah satu kunci pengendalian harga di Denpasar. Karena itu, Pemkot memperbaiki berbagai aspek infrastruktur logistik yang selama ini berpotensi menghambat jalur pasokan pangan dan kebutuhan pokok. “Stabilitas harga tidak bisa lepas dari distribusi yang lancar. Kami memastikan perbaikan jalan, akses pasar, dan sistem logistik untuk menjamin ketersediaan barang,” ujar Arya Wibawa. Ia menjelaskan, upaya pengendalian inflasi di Denpasar dijalankan melalui pemantauan dan intervensi pasar, kerja sama antar-daerah, penguatan cadangan pangan, dan pengawasan rantai pasokan. Selain itu, digitalisasi dan keterbukaan informasi kepada masyarakat menjadi instrumen pelengkap untuk menjaga transparansi harga. Pemerintah juga menggandeng Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID), pelaku usaha, dan masyarakat dalam strategi terpadu yang tidak hanya reaktif terhadap lonjakan harga, tetapi juga preventif terhadap penyebabnya. “Kami ingin menjaga daya beli masyarakat. Karena itu, urusan inflasi harus menyentuh akar distribusi, bukan sekadar intervensi di pasar,” tegasnya. Sementara Sekjen Kemendagri Tomsi Tohir mengingatkan bahwa stabilitas harga bukan hanya tugas pusat, tetapi juga daerah. Ia mendorong seluruh pemangku kepentingan untuk aktif turun ke lapangan dan menjaga irama distribusi agar masyarakat tidak terdampak gejolak harga yang tiba-tiba. (isu/suteja)
Baca juga :
• Pemkot Uji Kompetensi 100 Pemandu Wisata
• 18 Produsen Taat, Danone Masih Menolak, Bali Tetap Jalan
• 816 Ribu Pekerja Bali Belum Terlindungi Jamsostek