Search

Home / Aktual / Kesehatan

Idul Adha dan Risiko Kolesterol, Ini Kata Pakar

Editor   |    05 Juni 2025    |   19:43:00 WITA

Idul Adha dan Risiko Kolesterol, Ini Kata Pakar
Ilustrasi edukatif tentang risiko kolesterol dari konsumsi daging berlebih saat Idul Adha, menurut pakar kesehatan. (podiumnews)

DENPASAR, PODIUMNEWS.com – Perayaan Idul Adha identik dengan melimpahnya konsumsi daging, terutama dari hewan kurban. Namun, pakar kesehatan masyarakat dari Universitas Airlangga (UNAIR), Lailatul Muniroh SKM MKes, mengingatkan bahwa kebiasaan ini dapat meningkatkan risiko kolesterol tinggi, penyakit jantung, hingga diabetes jika tidak diimbangi pola makan sehat.

Menurutnya, kesalahan umum masyarakat terletak pada cara memasak dan porsi konsumsi yang berlebihan. "Banyak yang menyantap jeroan tinggi kolesterol, dimasak dengan cara yang kurang sehat seperti digoreng atau dimasak dengan santan," jelas Lailatul melalui siaran pers, Kamis (5/6/2025).

Ia menyarankan agar pengolahan daging menggunakan metode rendah suhu seperti mengukus atau merebus, karena lebih aman secara kimiawi dan menjaga kandungan gizi. Metode seperti membakar daging hingga gosong justru menghasilkan senyawa toksik yang berbahaya bagi tubuh.

Lailatul juga membantah mitos bahwa mencuci daging dengan air panas atau jeruk nipis bisa mengurangi kolesterol. “Kolesterol berada di dalam jaringan otot dan tidak larut dalam air. Jadi, cara seperti itu tidak efektif,” tegasnya.

Terkait anggapan bahwa daging kambing lebih berbahaya daripada daging sapi, ia menjelaskan bahwa kandungan lemak jenuh daging kambing justru bisa lebih rendah. “Yang penting bukan jenis dagingnya, tapi jumlah konsumsi dan cara pengolahannya,” tambahnya.

Untuk menjaga keseimbangan, ia menyarankan konsumsi daging merah matang maksimal 50–70 gram per sajian, dua hingga tiga kali seminggu, serta selalu dikombinasikan dengan sayur dan buah tinggi serat. “Daging bukan musuh, yang penting tahu batas dan cara masaknya. Sehat itu soal pola, bukan sekadar pantangan,” pungkasnya.

(riki/suteja)

 

Baca juga :
  • RSUD Buleleng Layani Operasi Lutut Ditanggung BPJS
  • Kemenkes Minta Waspada, Covid Asia Masih Mengancam
  • Pelayanan Kesehatan Bukan Sekadar Sistem, Tapi Laku Ngayah