Search

Home / Aktual / Edukasi

Unmas Ciptakan Buku Braille dan Audio Edukasi Kesehatan untuk Disabilitas

   |    27 Maret 2022    |   19:31:00 WITA

Unmas Ciptakan Buku Braille dan Audio Edukasi Kesehatan untuk Disabilitas
Tim pengabdian kepada masyarakat Fakultas Farmasi Universitas Mahasaraswati (Unmas) Denpasar. (Foto: doc.podiumnews.com)

DENPASAR, PODIUMNEWS.com – Tim pengabdian masyarakat Fakultas Farmasi Universitas Mahasaraswati (Unmas) Denpasar yang terdiri dari dosen dan mahasiswa bekerja sama dengan Ikatan Apoteker Indonesia Pengurus Daerah Bali, menciptakan media edukasi dan informasi berupa Buku Edukasi Kesehatan Praktis menggunakan huruf Braille dan Buku Audio seri ketiga tentang “Penatalaksanaan Penyakit secara mandiri di era New Normal”. 

Ketua tim pelaksana pengabdian masyarakat Unmas Denpasar, Apoteker (apt) Herleeyana Meriyani, menjelaskan bahwa Buku Edukasi Kesehatan Praktis menggunakan huruf Braille dan Buku Audio seri ke-tiga. Buku itu merupakan lanjutan dari seri sebelumnya yang telah disampaikan pada kegiatan pengabdian masyarakat bulan Oktober 2021.

“Ke-dua buku ini diharapkan dapat membantu teman-teman di Yayasan Dria Raba untuk dapat menerapkan informasi terkait penatalaksanaan beberapa penyakit (demam, diare dan flu) secara mandiri dan menjadi salah satu upaya untuk mendukung program pemerintah agar setiap penyandang disabilitas dapat memperoleh informasi dengan mudah dan terpercaya,” ujar Herleeyana Meriyani dalam keterangan tertulisnya, Minggu (27/3).

Buku ini berisi beberapa informasi terkait penatalaksanaan penyakit seperti demam, diare dan flu yang dapat diterapkan secara mandiri di rumah.  Buku tersebut didedikasikan untuk para penyandang disabilitas netra sensorik di Yayasan Pendidikan Dria Raba Denpasar, Bali.

“Selain memberikan edukasi kepada teman-teman penyandang disabilitas netra sensorik di Yayasan Pendidikan Dria Raba, kegiatan ini juga memberikan edukasi pengelolaan obat secara mandiri. Untuk kegiatan edukasi pengelolaan obat ditujukan untuk bapak dan ibu pendamping di Yayasan Dria Raba Denpasar,” terangnya. 

Edukasi pengelolaan obat secara mandiri oleh Tim Pengabdian Masyarakat Unmas Denpasar kepada para pendamping di Yayasan Pendidikan Dria Raba Denpasar.

Hak Informasi dan Pendidikan bagi Penyandang Disabilitas

Herleeyana Meriyani menerangkan, penyandang disabilitas merupakan kelompok masyarakat dengan disabilitas fisik, mental maupun gabungan keduanya. Kondisi disabilitas mempengaruhi kemampuan para penyandang disabilitas untuk menerima informasi, menjalani keseharian dan bahkan berdampak pada peran dan partisipasinya dalam masyarakat. 

Menurut Peraturan Pemerintah nomor 55 Tahun 2019, penyandang disabilitas adalah setiap orang yang mengalami keterbatasan fisik, intelektual, mental, dan atau sensorik dalam jangka waktu lama yang dalam berinteraksi dengan lingkungan dapat mengalami hambatan dan kesulitan untuk berpartisipasi secara penuh dan efektif dengan warga negara lainnya berdasarkan kesamaan hak. 

“Umumnya penyandang disabilitas masih menjadi kaum yang rentan dan termarjinalkan di tengah masyarakat. Para penyandang disabilitas memiliki kedudukan, hak, dan kewajiban yang sama dengan masyarakat non disabilitas termasuk dengan kesempatan untuk menerima edukasi terkait penggunaan obat,” paparnya.

 

“Salah satu bentuk disabilitas adalah yang paling tinggi prevalensinya di Indonesia adalah disabilitas dengan gangguan penglihatan seperti disabilitas netra sensorik dan low vision yaitu mencapai 20% dari keseluruhan penyandang disabilitas,” terangnya.

Edukasi penggunaan Buku Audio seri ketiga tentang “Penatalaksanaan Penyakit secara Mandiri di era New Normal” kepada para penyandang disabilitas netra sensorik di Yayasan Pendidikan Dria Raba olah mahasiswa Fakultas Farmasi Unmas Denpasar.

Sebagian besar penyandang disabilitas netra sensorik dan low vision berasal dari keluarga kurang mampu, dan sering mengalami diskriminasi dan perlakuan yang tidak menyenangkan baik dari orang lain maupun keluarganya sendiri. Penyandang disabilitas netra sensorik, tidak hanya mengalami hambatan dalam fisik, namun juga dalam pendidikan. 

Akses informasi kesehatan bagi penyandang disabilitas, khususnya disabilitas netra sensorik menjadi terbatas masih terbatas. Oleh karena itu, dibutuhkan media edukasi dan informasi dengan penggunaan bahasa yang mudah dipahami sehingga dapat membantu penyandang disabilitas netra sensorik dalam upaya meningkatkan kualitas kesehatan di Era New Normal.

Yayasan Pendidikan Dria Raba Sambut Baik Pengabdian Masyarakat Unmas

Kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini, disambut baik oleh Ketua Yayasan Pendidikan Dria Raba. Dalam kesempatannya, Ketua Yayasan Pendidikan Dria Raba, Ir Ida Ayu Pradnyani Manthara, menyampaikan bahwa penyandang disabilitas juga memiliki hak yang sama memperoleh informasi dan pendidikan.

“Yayasan Pendidikan Dria Raba memberi kesempatan pada penyandang disabilitas netra sensorik untuk menempuh pendidikan dan memperoleh ijazah yang diakui Nasional sehingga para penyandang disabilitas netra sensorik dapat melanjutkan pendidikan hingga perguruan tinggi. Yayasan Pendidikan Dria Raba juga memfasilitasi para penyandang disabilitas netra sensorik untuk mengasah kemampuan mereka terutama dalam olah vokal dan bermusik,” paparnya.

Tim pengabdian masyarakat Unmas Denpasar

Pelaksanaan kegiatan pengabdian kepada masyarakat Unmas di Yayasan Dria Raba Denpasar ini sendiri terdiri dari beberapa kegiatan yaitu pemberian edukasi kepada penyandang disabilitas netra sensorik terkait penatalaksanaan penyakit demam, diare dan flu secara mandiri di era New Normal dan pemberian edukasi mengenai pengelolaan obat di rumah berdasarkan program DAGUSIBU (Dapatkan, Gunakan, Simpan dan Buang obat dengan benar) untuk bapak dan ibu pendamping di Yayasan Pendidikan Dria Raba. 

Penyampaian materi edukasi dilakukan dengan menggunakan metode Small Group Discussion atau Diskusi Kelompok Terarah untuk memberikan edukasi dan informasi terkait penatalaksanaan penyakit yang dapat dilakukan secara mandiri di era Normal Baru yang dibutuhkan oleh para  penyandang disabilitas netra sensorik di Yayasana Dria-Raba. 

Sedangkan untuk penyampaian edukasi pengelolaan obat yang mencakup tentang cara mendapatkan, menggunakan, menyimpan dan membuang obat dengan benar bagi Bapak dan Ibu pendamping di Yayasan Pendidikan Dria-Raba digunakan metode pelatihan partisipatif.

“Kedepannya tim pengabdian kepada masyarakat Fakultas Farmasi Universitas Mahasaraswati Denpasar akan kembali menerbitkan Buku Braille dan Buku Audio dengan topik kesehatan lainnya bagi para penyandang disabilitas netra sensorik,” tutup Herleeyana Meriyani. (Ady)

Baca juga :
  • Wali Kota Denpasar Libatkan Disabilitas Atasi Sampah Plastik
  • SDN 6 Gianyar Juara Cerdas Cermat Bahasa Bali Bulan Bung Karno
  • Lulusan SLB Singaraja Siap Bersaing di Dunia Kerja