Search

Home / Aktual / Advertorial

‘Segara Wisata: Awal Pariwisata Bali’, Seniman Badung Tampil Memukau

Editor   |    18 Juni 2023    |   16:25:00 WITA

‘Segara Wisata: Awal Pariwisata Bali’, Seniman Badung Tampil Memukau
Duta Kabupaten Badung menampilkan Tari Maskot “Sekar Jepun” pada Pesta Kesenian Bali (PKB) XLV yang dilepas Presiden ke-5 Indonesia, Megawati Soekarno Putri, di depan Monumen Bajra Sandi, Renon, Denpasar, Minggu (18/6/2023). (foto/adi)

DENPASAR, PODIUMNEWS.com - Penampilan memukau dipersembahkan seniman dari Kabupaten Badung dalam pawai Pesta Kesenian Bali (PKB) XLV yang dilepas Presiden ke-5 Republik Indonesia yang juga Ketua Pembina Badan Pengarah Idiologi Pancasila, Megawati Soekarno Putri, di depan Monumen Bajra Sandi, Renon, Denpasar, Minggu (18/6/2023).

Di bawah kepemimpinan Bupati I Nyoman Giri Prasta dan Wakil Bupati I Ketut Suiasa, Peed Aya dari kabupaten berjuluk Bumi Keris ini, mengusung tema “Segara Wisata: Awal Pariwisata Bali”. Pawai itu diawali dengan papan nama kabupaten oleh pasangan remaja berbusana rias lelunakan.

Dilanjutkan dengan barisan tedung yang dibawakan oleh para remaja atau pemuda Badung. Pemilihan tedung sebagai salah satu sajian pawai juga bertujuan untuk memperkenalkan salah satu usaha mikro yang dilakukan masyarakat Mengwi, Kabupaten Badung. Mengwi dikenalkan sebagai desa penghasil kerajinan tedung atau payung Bali pada Pesta Kesenian Bali XLV 2023

Sekar Jepun

Untuk mengimplementasikan tema PKB tahun 2023 ini, Duta Kabupaten Badung menampilkan tiga materi pokok yakni Tari Maskot “Sekar Jepun”, berdirinya hotel pertama kali di Kuta, dan garapan tematik Layar Samas.

Tari Sekar Jepun Tarian ini merupakan maskot Kabupaten Badung yang menggambarkan sekuntum bunga yang sangat harum dengan sari melekat pada mahkota yang mencerminkan menyatunya pemimpin di Kabupaten Badung dengan rakyatnya.

Diiringi dengan sayup-sayup suara gamelan gong suling yang merupakan barungan gamelan yang didominir oleh alat tiup suling bambu yang didukung oleh intrumen lainnya.

Gamelan yang berlaras pelog lima nada ini diperkirakan muncul sekitar tahun 1950. Gong suling yang pada hakekatnya barungan suling bambu yang memainkan tabuh-tabuh kebyar, biasanya dipentaskan sebagai iringan tari atau drama.

Garapan Kreasi: Berdirinya Hotel Pertama di Kuta

Pada saat itu masyarakat Kuta sangat berkeberatan dan memprotes dengan keberadaan orang asing berkebangsaan Denmark yang bernama Mads Johansen Lange yang semula dikira hantu, mengusik kenyamanan masyarakat pesisir Kuta.

Akhirnya Mads Lange memperkenalkan dirinya bahwa dia adalah seorang wisatawan manca negara yang berniat mendirikan sebuah hotel di pesisir Kuta. Alhasil, masyarakat Kuta menerima Mads Lange, dengan keberadaan hotel yang didirikan di pesisir Kuta.

Desa Kuta pun berkembang dengan pariwisata pantainya sampai sekarang. Garapan ini diiringi dengan seperangkat gamelan Baleganjur.

Garapan Tematik: Layar Samas

Layar Samas merupakan garapan yang terinspirasi dari tabuh palegongan Layar Samas karya seniman Kuta yang bernama Lotring. Menurut beberapa sumber, Layar Samas berasal dari kata Layar Samar yang bermakna layar perahu yang sangat banyak. Berpijak dari gagasan tersebut, garapan ini selanjutnya dikemas dalam bentuk tari kreasi.

Tari ini menggambarkan banyaknya jukung-jukung nelayan di Pantai Kuta dengan layar terkembang bertaburan, berkilau diterpa sinar matahari senja. Diiringi dengan hentakan perkusinya akan memberikan sebuah gambaran dinamisnya kehidupan pariwisata di Kuta, yang masih menjadi destinasi favorit wisatawan dalam dan luar negeri. Bukan hanya lokasinya strategis, tapi juga fasilitasnya yang lengkap dan identik dengan keseruan dan keramaian. (adi/adv)

Baca juga :
  • Napak Pertiwi Kiadan Tampilkan Harmoni Sakral di PKB
  • Joged Tradisi Badung Tampilkan Harmoni Pesisir Pantai Kuta
  • Tim Tenis Badung Targetkan Juara Umum Porprov