Search

Home / Aktual / Ragam

Tukad Bangkung, Ikon Teknik di Bali

Editor   |    06 April 2025    |   21:49:00 WITA

Tukad Bangkung, Ikon Teknik di Bali
Jembatan Tukad Bangkung di Petang, Kabupaten Badung. (gotravelaindonesia)

JEMBATAN Tukad Bangkung, yang menjulang megah di Desa Plaga, Kecamatan Petang, Kabupaten Badung, Bali, bukan hanya sekadar infrastruktur penghubung. Jembatan ini adalah simbol pencapaian teknik dan kemajuan pembangunan di Pulau Dewata. Mari kita telusuri jejak panjang sejarah pembangunannya.

Awal Mula

Jauh sebelum Jembatan Tukad Bangkung berdiri, akses antara wilayah Badung, Buleleng, dan Bangli terhambat oleh kondisi geografis yang menantang. Jembatan lama yang ada saat itu dinilai tidak lagi memadai, baik dari segi kapasitas maupun keamanan. Pemerintah Provinsi (Pemprov) Bali pun mencanangkan proyek ambisius untuk membangun jembatan baru yang lebih modern dan kokoh.

Proses yang Rumit

Pembangunan Jembatan Tukad Bangkung dimulai pada tahun 2001. Proyek ini tidaklah mudah, mengingat medan yang curam dan ketinggian jembatan yang mencapai puluhan meter. Dengan menggunakan sistem pembiayaan tahun jamak (multiyears) dari APBD Provinsi Bali, proyek ini memakan biaya sekitar Rp 49 miliar.

Teknologi "balanced cantilever" dipilih untuk membangun jembatan ini. Teknologi ini memungkinkan pembangunan jembatan dilakukan secara bertahap dari kedua sisi, hingga akhirnya bertemu di tengah bentang. Selain itu, jembatan ini juga dirancang tahan gempa, dengan perkiraan usia pakai hingga 100 tahun.

Peresmian dan Dampak

Setelah enam tahun pembangunan, Jembatan Tukad Bangkung akhirnya diresmikan penggunaannya pada tanggal 28 April 2007 oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Peresmian ini menandai babak baru dalam konektivitas antar wilayah di Bali.

Jembatan ini memangkas jarak tempuh sekitar 6 kilometer dibandingkan dengan jembatan lama. Waktu perjalanan menjadi lebih singkat, akses transportasi menjadi lebih lancar, dan perekonomian masyarakat pun terdorong.

Lebih dari Sekadar Jembatan

Jembatan Tukad Bangkung bukan hanya sekadar infrastruktur. Ia menjadi ikon kebanggaan masyarakat Bali, simbol kemajuan teknik dan modernisasi. Keindahan arsitektur dan pemandangan alam yang memukau dari atas jembatan juga menjadikannya daya tarik wisata tersendiri.

Namun, di balik kemegahannya, jembatan ini juga menyimpan cerita kelam. Beberapa tragedi, terutama kasus bunuh diri, telah terjadi di sana. Hal ini menjadi pengingat bahwa pembangunan infrastruktur harus diimbangi dengan upaya penanganan masalah sosial dan psikologis masyarakat.

Warisan dan Tantangan

Jembatan Tukad Bangkung adalah warisan berharga bagi masyarakat Bali. Ia menjadi bukti kemampuan bangsa ini dalam membangun infrastruktur modern. Namun, jembatan ini juga menjadi tantangan untuk kita semua. Bagaimana kita menjaga dan merawat warisan ini, serta bagaimana kita mencegah tragedi-tragedi serupa terulang di masa depan?

Jembatan Tukad Bangkung adalah kisah tentang pembangunan, keindahan, dan juga tragedi. Ia adalah cermin dari kompleksitas kehidupan manusia, yang harus kita renungkan bersama. (isu/suteja)

Baca juga :
  • Robot Humanoid Unjuk Gigi di Pabrik, Tak Ganti Manusia?
  • AI Tiru Gaya Ghibli: Etika dan Batas Kreasi?
  • "Pang Tawang", Buleleng Kenalkan Tradisi Lewat Medsos