DENPASAR, PODIUMNEWS.com - Tradisi Pacu Jalur dari Riau mendadak mencuri perhatian publik dunia. Berkat video yang viral di media sosial, tarian anak kecil di ujung perahu Pacu Jalur menjadi pembicaraan hangat warganet, bahkan sampai ke kancah internasional. Pacu Jalur sendiri merupakan tradisi tahunan yang berlangsung di Sungai Kuantan. Di tengah semaraknya perlombaan dayung tradisional ini, salah satu hal yang mencuri perhatian adalah anak kecil yang berdiri di ujung perahu sembari menari mengikuti irama. Keunikan itu menarik perhatian jutaan pasang mata setelah diunggah di platform media sosial. Menurut Dosen D4 Destinasi Pariwisata Fakultas Vokasi Universitas Airlangga (UNAIR), Novianto Edi Suharno SSTPar MSi, kekuatan media sosial sangat vital dalam mempromosikan tradisi lokal. Ia menilai, video yang memperlihatkan atraksi unik seperti tarian di perahu bisa menjadi jembatan menuju pengakuan dunia. “Dapat dilihat kegiatan Pacu Jalur yang awalnya hanya kegiatan tradisional kemudian menjadi perlombaan dalam sebuah event yang dari dulu sudah ada penarinya. Bisa menjadi go international hanya karena video yang diunggah dalam media sosial,” ujarnya melalui keterangan resmi, Kamis (3/7/2025). Novianto menyebut media sosial sebagai media promosi berbiaya rendah yang efektif. "Bisa dikatakan efektif karena memang audiensnya luas dan bisa diakses dengan cepat. Ini yang membuat unggahan tadi menjadi viral," terangnya. Ia juga menekankan pentingnya interaksi antara pengelola destinasi wisata dan publik. "Kolom komentar menjadi ruang respons cepat. Ini yang membuat media sosial bukan hanya alat siar, tapi juga ruang dialog," imbuhnya. Viralnya Pacu Jalur, lanjut Novianto, bisa menjadi peluang pariwisata berkelanjutan jika dikelola dengan baik. Ia mengingatkan agar pihak penyelenggara menjaga kenyamanan dan keamanan pengunjung, serta melengkapi area festival dengan fasilitas penunjang. "Awalnya datang karena Pacu Jalur, tapi akan lebih bernilai bila mereka juga bisa menikmati hal-hal lain di sekitar lokasi," katanya. Ia juga mengajak semua pihak untuk menyadari potensi tradisi lokal. "Tarian tadi mungkin biasa bagi masyarakat sekitar, tapi sangat luar biasa di mata orang luar negeri," tegasnya. Melalui kekuatan media sosial, warisan budaya seperti Pacu Jalur bisa menjelma menjadi simbol kebanggaan yang mendunia—asal tetap dijaga nilainya, dan tidak semata-mata jadi komoditas viral. (riki/suteja)
Baca juga :
• Bupati Badung Pimpin Prosesi Melasti di Canggu
• Bupati Tabanan Buka Bantiran Festival, Dorong Agrowisata Lokal
• Bupati Badung Serahkan Dana Upakara Rp20 Juta di Bongkasa