Search

Home / Aktual / Advertorial

Sanggar Cakup Kaler Tampilkan Bhima Sakti di PKB

Editor   |    08 Juli 2025    |   15:17:00 WITA

Sanggar Cakup Kaler Tampilkan Bhima Sakti di PKB
Penampilan Sanggar Cakup Kaler dalam Rekasadana Semara Pegulingan di Kalangan Angsoka, Taman Budaya Bali, Senin (7/7/2025). (foto/adi)

DENPASAR, PODIUMNEWS.com – Sanggar Seni Cakup Kaler, Banjar Semanik, Desa Pelaga, Kecamatan Petang, tampil memukau dalam Rekasadana (Pagelaran) Semara Pegulingan Pesta Kesenian Bali (PKB) ke-47 tahun 2025. Membawakan tiga materi garapan bernuansa klasik dan kontemporer, para seniman muda ini berhasil menyampaikan pesan harmoni semesta raya di Kalangan Angsoka, Taman Budaya Bali, Denpasar, Senin (7/7/2025).

Ketua Sanggar Cakup Kaler, I Gede Adi Mahendra, menjelaskan bahwa seluruh seniman yang tampil dalam pagelaran ini merupakan putra-putri asli dari Petang. “Sanggar ini adalah ruang berkumpulnya para pelaku seni muda dari Petang. Kami sudah melakukan persiapan kurang lebih selama empat bulan untuk bisa tampil maksimal,” ujarnya.

Dalam penampilan ini, Sanggar Cakup Kaler menyuguhkan tiga komposisi utama, yaitu Tabuh Klasik Sekar Emas, Tari Legong Bhima Sakti, dan Tabuh Kreasi Mangu Puja. Ketiganya dikemas dalam semangat pelestarian sekaligus pembaruan seni Semara Pegulingan, sejalan dengan tema PKB ke-47: Jagat Kerthi: Lokahita Samudaya, Harmoni Semesta Raya.

Tabuh Sekar Emas, menurut Adi Mahendra, merupakan karya klasik yang lahir pada era 1930–1940-an dari maestro Wayan Lotring. Tabuh ini terinspirasi dari keindahan bunga emas yang mekar dan berkilauan, dituangkan dalam harmonisasi nada yang lembut dan berkelas.

Sementara itu, Tari Legong Bhima Sakti menyuguhkan kisah heroik dan spiritual tentang runtuhnya Kerajaan Mengwi dan perjalanan Raja I Gusti Agung Putu menuju Puncak Mangu. Di sana, sang raja melakukan tapabrata dan menerima pencerahan. Dari kisah itu, sang raja kemudian dikenal sebagai Bhima Sakti, simbol kekuatan yang dilandasi cinta, pengorbanan, dan kesadaran akan keseimbangan semesta.

“Melalui Bhima Sakti, kami ingin menegaskan bahwa kekuatan sejati bukanlah dominasi, melainkan harmoni. Inilah makna mendalam dari Jagat Kerthi,” kata Adi Mahendra.

Pagelaran ditutup dengan Tabuh Kreasi Mangu Puja, sebuah eksplorasi musikal yang memadukan unsur renungan dan pujian terhadap alam semesta. Mangu bermakna ruang batin untuk hening dan kembali ke dalam diri, sedangkan Puja adalah penghormatan terhadap semesta yang seimbang.

“Kami ingin membangkitkan kesadaran akan pentingnya keseimbangan antara manusia, alam, dan spiritualitas. Melalui karya ini, kami ingin menjadikan seni sebagai jembatan menuju kedamaian batin dan harmoni dunia,” pungkasnya.

Penampilan Sanggar Seni Cakup Kaler ini mendapat apresiasi hangat dari para penonton yang memenuhi Kalangan Angsoka. Kehadiran para seniman muda dari pelosok Badung Utara ini membuktikan bahwa denyut seni Bali tetap hidup dan berkembang di setiap sudut daerah.

(adi/suteja)

Baca juga :
  • Ungasan Tampil Memukau di Parade Gong Wanita PKB
  • Sanggar Laras Manis Tampil Memikat Meski Diguyur Hujan
  • Pranawa Swaram Angkat Warisan Lotring di PKB XLVII