Search

Home / Aktual / Sosial Budaya

Putri Koster Ajak Kader PKK Sambangi Penderita Stunting

   |    20 Juli 2022    |   18:08:00 WITA

Putri Koster Ajak Kader PKK Sambangi Penderita Stunting
Ketua TP PKK Provinsi Bali Putri Suastini Koster (foto/ady)

DENPASAR, PODIUMNEWS.com – Meski angka persentase kasus stunting di Bali secara nasional tergolong rendah cuma 10.9 persen, namun masih terdapat empat kabupaten mencatat angka kasus  cukup tinggi di wilayahnya pada tahun 2021. Kabupaten itu adalah Karangasem mencapai 22,9 persen, Klungkung 19,4 persen, Jembrana 14,3 persen, terakhir Bangli sebanyak 11,8 persen.

Melihat kondisi itu, Ketua TP PKK Provinsi Bali Putri Suastini Koster tergerak dan berniat akan turun langsung ke wilayah desa tempat tinggal para penderita stunting yang berada pada empat kabupaten tersebut. Hal ini sekaligus dimaksudkan untuk mengajak kader-kader PKK setempat, mulai tingkat kabupaten sampai desa juga turun menyambagi penderita stunting di daerah tinggal mereka.

“Angka-angka ini bukan hal yang memalukan atau aib, namun akan menjadi pemacu bagi kader TP PKK Provinsi Bali dan juga TP PKK kabupaten, kecamatan hingga desa lebih aktif turun ke lapangan menyambangi penderita stunting secara langsung ke daerahnya.Sehingga ada penanganan khusus kepada penderita stunting, sekaligus  untuk mencocokan antara data dengan realitanya,” kata Putri Koster saat membuka webinar bertajuk “Bali “Mencegah Stunting Itu Penting” secara virtual, Rabu (20/7) di Denpasar.

Selain itu, menurutnya penangangan terhadap penderita stunting akan lebih difokuskan pada pemenuhan pemberian makan tambahan. Diharapkan melalui asupan tambahan itu menjamin meningkatkan imunitas mereka menjadi lebih baik.

“Agar mereka tidak sakit karena virus-virus lain yang masuk dan berkembang di dalam tubuhnya," terangnya.

Ditambahkannya, untuk menurunkan angka stunting di Bali membutuhkan keterlibatan dan sinergi berbagai pihak. Di antaranya melalui edukasi dan sosialisasi terkait remaja pra-nikah, kesehatan ibu hamil melahirkan dan kesehatan  ibu-anak.

Menanggapi hal itu, Kepala Dinas Kesehatan (Kadiskes) Provinsi Bali dr I Nyoman Gede Anom sangat mendukung niat tersebut. Karena keluarga kurang mampu akan tertutup informasi mengenai cara pencegahan stunting atau kegagalan tumbuh kembang bayi.

“Mereka yang kurang mampu tentunya memiliki keterbatasan ekonomi dalam memenuhi asupan gizi berupa vitamin atau tablet penambah darah. Selain itu kesempatan untuk memantau perkembangan bayi ke fasilitas kesehatan juga akan terhambat karena kondisi mereka. Hal ini harus jemput bola atau setidaknya diberikan layanan khusus agar tidak sampai terlahir bayi stunting,” kata dr Anom. (ady/sut)


Baca juga: NUSA DUA CIRCLE, Mega Proyek ‘Gagal’. Benarkah Perusahaan dan Orang-Orang yang Terlibat Didalamnya Juga Bermasalah? (BAG: 1)