“Angin malam Denpasar berbisik lirih, membawa kata "malu" dari panggung terbuka, merayap ke setiap sudut pulau, mengajak setiap hati untuk peduli, demi Bali yang suci.” DI BAWAH langit Denpasar yang mulai meredup, panggung terbuka Ardha Candra menjadi saksi bisu berkumpulnya ribuan pasang mata. Bukan pertunjukan seni yang digelar, melainkan sebuah simfoni keprihatinan yang diorkestrasi oleh Gubernur Bali, Wayan Koster. Suaranya lantang, menggema, membelah keheningan senja, "Malu!" Sebuah kata yang mungkin terasa kasar, namun sarat makna, ditujukan kepada seluruh elemen masyarakat Bali. Empat ribu pasang mata itu terdiri dari kepala desa, lurah, tetua adat, hingga aparat berseragam, dan para penggiat lingkungan. Mereka hadir, bukan sekadar untuk mendengar, tetapi untuk menyatukan tekad, membersihkan "luka" yang menganga di wajah Pulau Dewata. Sampah, masalah klasik yang seolah tak berkesudahan, kini menjadi musuh bersama. Bali, pulau yang selama ini dikenal sebagai surga dunia, kini harus berbenah. Citra indah yang selama ini dipuja, ternoda oleh gunungan sampah yang mengancam. Gubernur Koster, dengan segala ketegasannya, mencoba menyadarkan semua pihak, bahwa ini bukan lagi sekadar masalah lingkungan, tetapi juga masalah harga diri. Surat Edaran Nomor 9 Tahun 2025, sebuah regulasi yang lahir dari keprihatinan mendalam, menjadi pedoman dalam gerakan "Bali Bersih Sampah". Dua belas landasan hukum, termasuk undang-undang pengelolaan sampah dan provinsi Bali, menjadi bukti keseriusan pemerintah dalam menangani masalah ini. Namun, regulasi saja tidak cukup. Dibutuhkan sinergi, gotong royong, dan kesadaran dari setiap individu. Melibatkan TNI dan Polri hingga tingkat desa, adalah langkah nyata untuk memastikan gerakan ini berjalan efektif. Di panggung Ardha Candra, malam itu, bukan hanya kata-kata yang terucap. Ada harapan, ada semangat, dan ada tekad untuk mengembalikan Bali pada citra luhurnya. Akankah seruan "malu" ini mampu membangkitkan kesadaran kolektif? Waktu yang akan menjawab. (*) (Argus Darshan)
Baca juga:
Bebal