Search

Home / Aktual / Sosial Budaya

PKB Ditutup, FSBJ Dibuka: Budaya Bali Tak Pernah Mati

Nyoman Sukadana   |    20 Juli 2025    |   13:58:00 WITA

PKB Ditutup, FSBJ Dibuka: Budaya Bali Tak Pernah Mati
Gubernur Bali Wayan Koster menutup PKB XLVII dan membuka FSBJ VII di Ardha Candra, Sabtu (19/7/2025). (Foto: Pemprov Bali)

DENPASAR, PODIUMNEWS.com – Gubernur Bali, Wayan Koster, secara resmi menutup Pesta Kesenian Bali (PKB) XLVII Tahun 2025 dan sekaligus membuka Festival Seni Bali Jani (FSBJ) VII Tahun 2025, Sabtu (19/7/2025) malam di Panggung Terbuka Ardha Candra, Taman Budaya Provinsi Bali.

Penutupan dan pembukaan dua agenda budaya terbesar di Bali ini ditandai dengan pemutaran karya bertajuk Padma Asta Dala. Dalam sambutannya, Gubernur menegaskan komitmen kuat Pemprov Bali dalam menjaga, melestarikan, dan memajukan seni budaya Bali.

Ia menyampaikan apresiasi kepada seluruh seniman yang dinilai telah menunjukkan dedikasi tinggi, baik dalam menghidupkan PKB maupun mengembangkan inovasi seni berbasis kearifan lokal.

“Budaya Bali kuat. Budaya Bali tidak pernah mati karena generasi muda kita terus tumbuh dan menunjukkan keterlibatan nyata, sehingga kita tidak perlu khawatir. Seni dan budaya di Bali akan terus hidup, berkembang, dan diwariskan,” tegas Gubernur dua periode itu.

Ia menyebut, dari panggung ke panggung selama PKB berlangsung, terlihat keberagaman seni yang hidup dan menyentuh lintas generasi. Penari, penabuh, dan kelompok seni dari berbagai kabupaten ikut ambil bagian, dengan dukungan penuh dari masyarakat yang memenuhi area pertunjukan setiap hari.

Gubernur asal Desa Sembiran, Buleleng ini juga menyampaikan bahwa Bali memiliki kekuatan besar dari keunikan budayanya. PKB dan FSBJ disebut sebagai dua strategi kebudayaan yang konkret dan konsisten dalam memperkuat identitas Bali di tengah arus globalisasi.

“Tidak ada pilihan lain bagi Bali jika ingin bertahan. Satu-satunya cara adalah komit menjaga dan merawat budaya kita. Lewat PKB dan FSBJ, para seniman kita semakin berkualitas, karya-karyanya semakin unik, dan penontonnya semakin banyak,” ujarnya.

Dampak Nyata bagi UMKM dan Pelaku Kreatif
PKB 2025 tak hanya menjadi panggung seni, tetapi juga menggerakkan ekonomi kreatif. Gede Yuta, pedagang laklak asal Buleleng, mencatat omzet hampir Rp 100 juta selama sebulan penyelenggaraan. Sementara Wayan Karmen, pelaku UMKM dari Bangli dengan produk keben wayang, meraih omzet Rp 161 juta dengan keuntungan 30 persen.

Keduanya mengaku terbantu karena difasilitasi untuk berjualan secara gratis, dan mendapat akses langsung ke pasar pengunjung yang ramai setiap hari.

“Ini sangat membantu kami. Terima kasih karena kami diberi tempat dan dukungan,” ucap Gede Yuta.

Ajang Silaturahmi dan Penghargaan Budaya
PKB juga menjadi ruang silaturahmi budaya. Ketut Rasmini (83), pengunjung setia PKB, mengaku hadir setiap hari sejak pembukaan. “PKB sekarang semakin berkualitas. Saya bangga bisa menyaksikan dan bertemu banyak orang dari seluruh Bali,” ucapnya.

Dalam acara penutupan, Pemprov Bali juga menyerahkan Penghargaan Adi Sewaka Nugraha kepada 9 seniman atas dedikasi mereka dalam pelestarian seni budaya. Hadiah lomba dan sertifikat juga diberikan kepada 22 penerima dari berbagai lembaga seni.

Acara ditutup dengan pementasan kolaboratif dari Sanggar Seni Kokar Bali bersama SMKN 3 Sukawati.

Tampak hadir pada malam tersebut Ida Sri Bhagawan Putra Natha Nawa Wangsa Pamayun, Sekda Provinsi Bali, para anggota Forkopimda, kepala daerah se-Bali, tokoh adat, budayawan, dan ribuan masyarakat pecinta seni.

(sukadana)

Baca juga :
  • GATEL Gelar Lomba Ogoh-Ogoh Mini, Tapel, Punggal Barong Bangkung
  • Festival Jatiluwih Angkat Warisan Dunia Jadi Etalase Budaya
  • Denpasar Fasilitasi Bibit Seniman Lewat Lomba Ogoh-Ogoh Mini